BANDUNG, bipol.co — Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengintesifkan tes Covid-19 guna mempersempit ruang gerak SARS-CoV-2 dan mencegah gelombang ke dua wabah virus corona usai Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah.
“Tingginya mobilitas warga menjelang dan setelah Lebaran dan banyaknya kerumunan yang terjadi di sejumlah daerah di Jabar berpotensi meningkatkan penularan Covid-19. Pengetesan secara masif pun perlu dilakukan,” kata Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Berli Hamdani, di Bandung, Selasa.
Berli mengatakan Gubernur Jabar, M. Ridwan Kamil atau Emil, juga sudah menginstruksikan kepada para bupati/wali kota untuk kembali melaksanakan pengetesan Covid-19 secara masif.
Ia menegaskan untuk menekan potensi penyebaran Covid-19 setelah Idul Fitri bisa dilakukan dengan tes masif dan Pemprov Jabar konsisten untuk mendistribusikan alat tes swab dan rapid test.
Berli menyatakan pengetesan Covid-19 dengan metode teknik reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR) atau tes swab akan secara intens dilakukan.
Selain sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19, pengetesan masif akan mendapatkan peta persebaran Covid-19 yang komprehensif, melacak kontak terpapar Covid-19, mendeteksi keberadaan virus dan memastikan status pasien Covid-19.
“Untuk antisipasi gelombang dua, kami sudah membuat kebijakan melakukan tes swab karena akurasinya yang lebih baik dan lebih spesifik deteksi Covid-19. Sudah lebih dari 15.000 alat tes swab didistribusikan ke kabupaten/kota. Penggunaan kami serahkan kepada kabupaten/kota masing-masing,” kata Berli.
Berli mengatakan pendistribusian alat tes swab dan alat rapid test terus dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, meski jumlah alat tes yang disalurkan belum sesuai permintaan karena keterbatasan persediaan.
“Terakhir kami menerima sekitar 30.000 tes swab, dan sudah langsung kami distribusikan. Hanya mungkin belum sesuai permintaan. Di samping itu juga, alat rapid test tetap kami distribusikan juga ke kabupaten/kota, dan sampai dengan hari ini sudah lebih dari 120.000 alat rapid test yang didistribusikan dan masih berlanjut,” katanya.* ant
Editor: Hariyawan