BANDUNG, bipol.co – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung terus melacak terhadap temuan kasus positif Covid-19 di tiga pasar tradisional dengan menggelar rapid test. Hal itu untuk mencegah penyebaran virus.
Kepala Dinkes Kota Bandung, dr. Hj.Rita Verita Sri Hasniarty, MM. MH.Kes., mengatakan saat ini Dinkes telah selesai melakukan rapid test terhadap para pedagang di Pasar Leuwipanjang.
“Kita sudah lakukan di Leuwipanjang. Semua sekitar 150 pedagang. Hasilnya ada 4 reaktif dan sudah ditindaklanjuti dengan swab test. Orangnya sudah isolasi dan masih menunggu hasil swab test,” ucap Rita di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Jumat (12/6/2020).
Rita mengungkapkan, untuk rapid test di Pasar Sadangserang dan Pasar Haurpancuh bakal dilaksanakan pekan ini. Para petugas medis Dinkes sudah siap. Tinggal menunggu koordinasi bersama PD Pasar Bermartabat.
“Sadangserang dan Haurpancuh rencananya minggu ini. Karena harus ada perjanjian dulu dengan PD Pasar dan dengan pedagangnya. Sadangserang itu sekitar 200 orang. Haurpancuh lebih sedikit karena sebenarnya PKL,” ujarnya.
Selain pasar, Rita memastikan rapid test juga akan terus dilakukan secara massal. Dinkes Kota Bandung perlu memetakan agar penanganan virus corona di Kota Bandung tetap terkendali.
Hingga saat ini sudah dilakukan 11.332 rapid test. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6.270 di antaranya ditindaklanjuti dengan swab test melalui Laboratorium Biosafety Level-2 (BSL-2). Targetnya, menguji hingga 15.000–18.000 sampel.
Menurutnya, saat ini juga tengah menginventarisasi Sumber Daya Manusia (SDM) dan ketersediaan alat untuk bisa melakukan rapid test kepada aparat kewilayahan.
“Kita harus agresif melacak ke kelompok risiko tinggi. Kita perhatikan, termasuk aparat kewilayahan. Saat ini masih menghitung kekuatan kami,” tambahnya, seperti dirilis humas.bandung.go.id.
Dari data terbaru kondisi kasus Covid-19 di Kota Bandung saat ini terdapat 167 orang yang terpapar. Secara keseluruhan masih dalam tahap perawatan dan sebagian besar lainnya tengah melakukan isolasi.
“Kasus positif aktif ada 167 orang. Sebanyak 55 orang. Sisanya, ada yang di gedung BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia) dan ada juga isolasi mandiri di rumah sendiri,” tuturnya.
* Editor: Hariyawan