MANILA.bipol.co- Presiden Filipina Rodrigo Duterte marah besar terhadap tenaga medis Filipina. Pernyataannya tersebut disampaikan sebelum meneken perintah lockdown.
Amarah Duterte memuncak ketika para dokter di Filipina mengutarakan kekhawatiran mereka soal sistem kesehatan Filipina di tengah pandemi virus corona yang kian buruk.
Mendengar kekhawatiran tersebut, Duterte langsung menantang para dokter untuk mendeklarasikan revolusi.
“Kalian sama sekali tidak mengerti saya. Kalian mau revolusi? Katakan itu. Silakan coba. Kami akan mengacaukan segalanya. Kami akan membunuh mereka yang terinfeksi COVID,” kata Duterte seperti dikutip dari AlJazeera.
“Itu yang kalian mau? Kami bisa mengakhiri keberadaan kalian dengan cara ini,” sambung dia.
Tidak jelas kenapa Duterte menyinggung revolusi. Dalam pernyataannya, asosiasi dokter di Filipina hanya mengkhawatirkan mengenai sistem kesehatan dan sama sekali tidak menyebutkan perintah melawan pemerintah.
Selang beberapa waktu setelah menebar ancaman, sikap Duterte berubah total. Saat menyampaikan pidato di televisi nasional, Duterte menyemangati dokter dan tim medis yang sedang berjuang melawan virus corona.
“Saya mendengar kalian. Jangan hilang harapan. Kami peduli dengan kelelahan kalian,” ucap Duterte.
Filipina selama hampir sepekan terakhir mengalami lonjakan kasus virus corona. Tiap harinya, penambahan kasus corona mencapai 3.000-5.000 kasus.
Kini total penderita corona di Filipina sudah mencapai lebih 100 ribu. Dalam beberapa hari ke depan Filipina diprediksi akan melewati Indonesia sebagai negara dengan penderita corona terbanyak di Asia Tenggara. [net]
Editor: Fajar Maritim