JAKARTA.bipol.co- Jenderal Irak tewas akibat serangan pesawat tanpa awak Turki. Militer Irak pada Selasa (11/8) mengatakan ini kali pertama operasi Turki yang menargetkan pemberontak Kurdi di utara Irak menyebabkan kematian perwira tinggi mereka.
Total ada dua petinggi militer Irak yang tewas dalam serangan di perbatasan Kota Bradost, utara Irbil. Serangan drone itu mengenai kendaraan milik Penjaga Perbatasan yang ditumpangi dua komandan.
Wali Kota Bradost, Ihsan Chelebi, mengatakan kepada Associated Press bahwa komandan Brigade Kedua Penjaga Perbatasan Jenderal Mohammed Rushdi tewas dalam insiden tersebut. Selain itu, komandan Resimen ke-3 Zubair Hali juga gugur.
Pejabat keamanan mengatakan ada lima orang lainnya yang tewas dalam serangan itu. Namun tidak disebutkan apakah mereka anggota militer atau warga sipil.
Sementara itu pihak militer Turki belum memberikan komentar ketika dimintai konfirmasi.
Irak mengutuk serangan itu dan menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan.
Kementerian Luar Negeri Irak menganggap serangan itu memicu tinjauan kembali hubungan bilateral. Irak juga membatalkan kunjungan Menteri Pertahanan Turki pada Kamis esok.
Dua pejabat keamanan Irak mengatakan komandan Penjaga Perbatasan bertemu secara diam-diam dengan anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK), saat serangan berlangsung.
Turki selama ini menganggap PKK sebagai organisasi teroris dan telah mengebom basis mereka di utara Irak dalam beberapa operasi.
Seorang pejabat PKK di Irak utara mengatakan pertemuan itu terjadi di Bradost. “Pertemuan itu untuk membahas stabilitas kawasan,” ujarnya.
Sebelumnya Ankara juga melancarkan serangan ke wilayah perbatasan Haftanin, sekitar 15 kilometer dari perbatasan Turki-Irak.
Serangan yang diluncurkan pada 17 Juni itu memicu kemarahan Irak. Mereka lantas memanggil duta besar Turki di Baghdad untuk melayangkan protes. Dan kematian dua komandan militer Irak ini akan semakin memperburuk hubungan kedua negara.
Pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan dan beberapa negara Barat sekutu Turki menganggap PKK sebagai kelompok teroris.
Kelompok Kurdi memang terus menyuarakan separatisme di Turki. Namun di Suriah, salah satu milisi Kurdi bekerja sama dengan AS untuk mendepak ISIS.
Konflik Turki-Kurdi bahkan sempat merenggangkan relasi Ankara dengan Amerika Serikat, terutama setelah Erdogan memutuskan menggempur Pejuang Demokratik Suriah (SDF).
SDF merupakan milisi Kurdi yang selama ini membantu pasukan AS memerangi ISIS di Suriah. [net]
Editor: Fajar Maritim