JAKARTA.bipol.co- Indonesia membuka banyak opsi kerjasama pengembangan vaksin Covid-19 dengan berbagai pihak. Salah satunya dengan yayasan milik miliarder Bill Gates dan istrinya, Melinda Gates.
Ini diungkapkan Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir. Dia bilang, pihaknya sudah melakukan komunikasi ke yayasan miliarder tersebut.
“Kami tetap mengontak, kerjasama dengan negara lain yang memang kita sudah kerja samakan dengan Bio Farma, seperti dari Melinda-Bill Gates Foundation yang bekerja sama dengan beberapa perusahaan Amerika,” ujar Erick saat rapat dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (26/8/2020).
Adapun sebelumnya, Indonesia telah bekerjasama dengan dua negara untuk urusan vaksin ini, yaitu China dan Uni Emirat Arab (UEA). Dari China ada Sinovac, Sinopharm, dan Cansino, sedangkan dari UEA ada G42.
Namun demikian, pihaknya juga tetap mendorong pengembangan Vaksin Merah Putih untuk kebutuhan jangka panjang. Pengembangan vaksin ini berada dalam tahap pengurutan genom.
“Tapi karena ini memang ini penyakit baru, kita belum bisa mendapatkan teknologi yang disampaikan,” kata Erick.
Di tahun depan, pihaknya masih berkomitmen menyediakan vaksin Covid-19 sebanyak 290 juta hingga 340 juta dosis yang diberikan sebanyak 2 kali dosis penyuntikkan kepada 1 orang.
Sebagai catatan, vaksin yang ditemukan hari ini untuk Covid-19 jangkanya masih 6 bulan sampai 2 tahun, jadi bukan vaksin yang bisa disuntik selamannya.
Dari data sebelumnya, vaksin ini disebutkan hanya bisa disuntikkan kepada mereka yang berusia 18 hingga 59 tahun. Namun dalam konfirmasi terakhir, usia di atas 59 tahun dapat menerima vaksin ini.
“Alhamdulilah dari konfirmasi terakhir, usia di atas 59 tahun sudah bisa menerima vaksin ini. Sekarang ini terus dikembangkan untuk vaksin kepada yang lebih muda, 18 tahun ke bawah, termasuk anak-anak, ini masih ada prosesnya,” tuturnya. [Net]
Editor: Fajar Maritim