JAKARTA.bipol.co- Nasib ekonomi Indonesia apakah bisa selamat dari jurang resesi atau tidak bergantung hasil pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020. Namun Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto enggan mempersoalkan hal itu.
Airlangga memiliki pandangan tersendiri mengenai pengertian status negara dalam keadaan resesi. Namun mengaku enggan mempersoalkan lebih jauh terkait resesi.
“Hari ini kita tidak persoalkan itu resesi atau bukan resesi. Tetapi yang paling penting kita jaga kehidupan masyarakat dengan social safety net dan kemudian kita menjaga agar pertumbuhan tetap terlihat,” ujarnya dalam acara Kampanye Penggunaan Masker di Kawasan Stadion Utama GBK Senayan, Jakarta, Minggu (30/8/2020).
Secara singkat Airlangga menjelaskan pandangannya terkait resesi. Menurutnya jika pertumbuhan ekonomi negara di kuartal III-2020 minus namun angkanya lebih kecil dari kontraksi kuartal sebelumnya maka negara itu tidak mengalami resesi.
“Indonesia di kuartal II-2020 pertumbuhan ekonominya -5,3%. Secara teori masuk ke arena resesi kalau pertumbuhan ekonomi 2 kuartal berturut-turut semakin turun. Tapi kalau ada perbaikan dari -5,3% ke angka lebih rendah, itu teknikali bukan resesi,” terangnya.
Meski begitu, Airlangga meyakini kondisi ekonomi RI kian membaik jika dilihat dari indikator berbagai indeks.
“Kalau kita lihat dalam situasi seperti ini, kita melihat bahwa stock market kita dari yang terendah bulan April 3.000an, indeks rupiah di atas Rp 16.000. Nah sekarang semuanya sudah terlihat dalam jalur yang lebih trending positif,” tutupnya. [Net]
Editor: Fajar Maritim