SOREANG.bipol.co- Kordiv Hukum Data dan Informasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Bandung, Ari Hariyanto mengatakan, Bupati Bandung H Dadang M Naser bersedia memenuhi undangan Bawaslu, tapi melalui aplikasi zoom.
Pihak Bawaslub sendiri, kata Ari Hariyanto, tidak menyoal itu karena kondisi pandemi Covid-19 dan ruang regulasinya memungkinkan. Zoom, kata Ari, digelar secara tertutup karena dalam ruang pemeriksaan.
“Kemarin kita panggil pihak pelapor, saksi dari terlapor dan kali ini pihak yang dilaporkan. (Bupati) bersedia klarifikasi, meski melalui daring zoom ini. Berdasarkan form A1 sudah ada dua orang yang dimintai keterangan dari pelapor,” ujar Ari, kepada wartawan di Kantor Bawaslu, Rabu (14/10).
Bawaslu kata Ari, mengundang Bupati Bandung, Dadang M Naser, untuk mengklarifikasi adanya laporan masyarakat.
Laporan yang tengah Bawaslu dan Sentra Gakkumdu tangani, yaitu kaitan dugaan pelanggaran dalam masa kampanye Pilbup Bandung 2020.
Ari Hariyanto mengatakan, pihaknya ingin memperoleh kejelasan terkait apa yang pelapor tuduhkan. Namun Ari tak menyebut pelaporan yang dimaksud, dengan alasan masih substansi dan dalam pemeriksaan.
“Hari ini undangan kepada yang bersangkutan (bupati) atas laporan masyarakat. Sesuai mekanisme, kita lakukan undangan kemarin untuk bisa hadir. Untuk menggunakan haknya mengklarifikasi.
Selain Bupati Dadang Naser, tutur Ari, pihaknya juga akan meminta bantuan ahli bahasa forensik. Karena ini dugaan pidana, kata Ari, maka harus hati-hati. Makanya, Bawaslu akan meminta keterangan ahli. Sehingga, Bawaslu dan Sentra Gakkumdu akan bulat dalam mengambil kesimpulan.
“Laporan masuknya sudah terpenuhi, tapi tanggal detail harus dicek. Karena ini dugaan pelanggaran pidana, jadi yang menangani juga bukan hanya Bawaslu tapi juga Sentra Gakkumdu,” tutur Ari.
Bupati Klarifikasi Dugaan Kampanye
Bupati Bandung, H Dadang M Naser mengakui bahwa dirinya memang diminta klarifikasi oleh Bawaslu, terkait dengan dugaan kampanye di Desa Panyocokan dalam rangkaian upacara Hajat Huluwotan.
Dalam acara tersebut, papar Dadang Naser, dirinya memberikan apresiasi kepada agenda tahunan Desa Panyocokan atas budayanya, adat lembur dan jaga air mata.
“Saya respon itu, luar biasa, tiap tahun ada hajatan. Setelah saya memberikan pidato apresiasi, supaya dijadikan destinasi wisata. Disitu saya menyampaikan tentang persiapan pemilu. Sekaligus saya pamit jadi bupati di Februari 2021. Sementara pemilihan bupatinya pada 9 Desember. Ini kewajiban bagi seluruh aparatur pemerintahan sampai kepala desa, untuk mensosialisasikan tentang pesta demokrasi pada 9 Desember,” jelas Dadang saat wawancara di Komplek Pemkab Bandung, Soreang, (14/10).
Dadang menjelaskan, ahli/pengamat menyebutkan akan ada pengurangan partisipasi politik, karena pemilu digelar di tengah pandemi Covid 19. Oleh karena itu, dirinya berupaya agar bagaimana menambah partisipasi bidang politik. Sehingga, bisa mendorong masyarakat menyalurkan hak pilihnya.
“Disitu sudah ada tiga pasang calon. Saya bilang silahkan pilih nomor 1,2,3. Disitu ada perang bintang, siapa nomor satu, nomor dua, nomor tiga,” sambung Dadang.
Dadang mengakui, pihaknya menjelaskan tagline masing-masing calon. Nomor satu yaitu pasangan Nu Pasti Sabilulungan, kemudian yang kedua jargonnya Dahsyat, dan yang ketiga jargonnya Bedas. Selain menjelaskan tagline, Dadang juga menjelaskan profil masing-masing calon.
“Bedas adalah Dadang Supriatna yang merupakan Kader Golkar pindah ke PKB, jadi calon bupati bedas, orang Tegalluar Bojongsoang, berpasangan dengan Syahrul Gunawan, artis sinetron, jago, bintang sinetron, orang Bogor. Kedua ada Bu Yena dan Pa Atep. Bu yena, putra Masoem, keluarga Ma’soem yang beralamat di Rancaekek. Berpasangan dengan Atep, dimana Atep adalah bintang sepakbola, mantan pemain persib, jago main bola. Nu itu Kurnia, siapa? Teh Nia, orang Ciparay, mantan kabogoh, istri saya. Berpasangan dengan Usman Sayogi, siapa? Usman Sayogi orang Soreang, 31 tahun mengabdi di pemerintahan, berarti dia bintang pemerintahan. Silakan pilih sesuai dari tiga paslon ini, nyanggakeun sesuai hati nurani,” papar Dadang.
Dadang mempersilahkan masyarakat untuk mengkaji. Selain itu, Dadang juga meminta wartawan untuk menyampaikan informasi tersebut. Agar pada saat 9 Desember partisipasi menguat dan jangan sampai turun. Artinya, ada kesadaran untuk menyampaikan hak pilihnya.
“Saya sampaikan seperti itu, klarifikasi saya di acara pesta Hajat Huluwotan. Itu saja dari saya, konfirmasi sudah dilakukan. Bawaslu tanya, tagline tiga paslon benar ? Saya bilang benar. Itu nomor satu Nu Pasti Sabilulungan. Nomor dua Dahsyat dan nomor tiga Bedas. Saya sadar ? Sadar. Saya sehat ? Sehat. Saat pidato saya rasa tidak ada kecondongan. Silahkan saja ukur. Tiga-tiganya saya sampaikan,” pungkas Dadang. [deddy]
Editor: Fajar