BANDUNG, BIPOL.CO – Pada pertandingan final Piala Thomas 2022 di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Minggu (15/5), pemain berperingkat sembilan dunia Lakshya Sen berhasil mengungguli Anthony Sinisuka Ginting. Lakshya Sen unggul melalui drama tiga gim 8-12, 21-17, 21-16 dalam tempo 65 menit, pada partai pembuka antara Indonesia dan India.
Lakshya Sen tercatat sebagai pemain bulu tangkis India pertama yang memenangkan laga final dalam sejarah 72 tahun Piala Thomas.
“Kecewa! Bahkan, saya merasa sangat kecewa tidak bisa sumbang angka di final. Padahal, ini adalah last battle, saya kurang bisa memaksimalkan penampilan,” kata Anthony, melalui siaran pers Humas PP PBSI.
“Gim ketiga bisa dibilang masing-masing (pemain) berada di setengah court yang enak dan court tidak enak. Cuma saat unggul 12-8, saya kurang bisa menerapkan strategi dengan baik,” Anthony, menambahkan.
“Saat menang angin, saya tetap mencoba menyerang. Cuma hari ini saya agak buru-buru dan tidak bisa me-manage tenaganya. Saya akhirnya jadi banyak melakukan kesalahan sendiri,” jelasnya.
Lebih lanjut pemain yang menghuni urutan kelima dunia ini mengungkapkan, Lakshya memiliki kemampuan untuk memancing lawan untuk sesegera mungkin mengeksekusi poin. Alhasil, lawan pun kerap terjebak. Keahlian ini yang sangat bertolak belakang dengan Kento Momota dari Jepang atau Zhao Jun Peng (China), dua lawan Anthony di babak perempat final dan semifinal. “Saat unggul di gim ketiga (melawan Momota dan Zhao), saya bisa menjaga permainan dan akhirnya menang. Serangan saya tetap ada,” tuturnya.
“Tetapi, lawan Lakshya, saya malah terburu-buru dan tidak bisa menerapkan strategi dengan baik,” katanya.
“Setelah saya kalah, semoga teman-teman tetap bersemangat dan semoga bisa menang,” demikian Anthony, yang menyudahi perjalanannya di Piala Thomas 2022 dengan catatan empat kekalahan dan dua kemenangan.
Pemain tunggal kedua Jonatan Christie kalah dari Kidambi Srikanth dalam partai ketiga final Piala Thomas 2022, di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Minggu (15/5) petang waktu setempat.
Masuk ke arena pertandingan, Jojo –sapaan karibnya– mengaku yakin dapat menang atas wakil India tersebut. Namun, meski sudah berjuang maksimal, Jojo akhirnya menyerah dua gim langsung 15-21, 21-23 dari pemain berperingkat 11 dunia itu.
“Saya sudah berjuang maksimal. Dari awal pun saya percaya diri karena di dua pertemuan sebelumnya lawan Srikanth, saya juga menang,” kata Jojo.
“Meski Indonesia tertinggal 0-2, saya tetap yakin bisa menang,” tambahnya.
Walakin, peraih keping emas Asian Games 2018 ini berujar, “Itulah pertandingan. Di atas kertas Indonesia bisa menang, tetapi di pertandingan kita kalah lawan India.”
Jojo tak menampik, rasa tegang juga muncul ketika melihat papan skor menunjukkan regu putra “Merah Putih” tertinggal 0-2. Keadaan tersebut jelas bertolak belakang dengan kondisi unggul 2-0 atas China pada final Piala Thomas 2020. “Bicara tegang, tentu ada tegangnya juga,” tuturnya.
“Dalam kondisi tertinggal 0-2, tentu berbeda dengan kondisi saya di Aarhus saat merebut Piala Thomas tahun lalu. Saat itu sangat nyaman dan bisa keluar semua seluruh permainan saya,” jelas pemain berperingkat delapan dunia itu.(*)