BIPOL.CO, MANADO – Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kembali menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas). Rakornas adalah agenda tahunan, kali ini bertajuk “Digitalisasi Adminduk untuk Kemudahan Layanan Publik dan Pemilu 2024”, dan berlangsung di Novotel Manado Golf Resort & Convention Center, Kairagi II, Sulawesi Utara, 8-10 Februari 2023.
Sebanyak 1.200 kursi yang disediakan panitia penuh terisi oleh peserta dari 514 Dinas Dukcapil kabupaten/kota dan 38 provinsi. Bahkan, pas acara pembukaan berlangsung masih banyak peserta yang berdiri di bagian belakang ballroom berkapasitas 2.000 orang ini.
Peserta yang tidak sempat hadir secara fisik, mengikuti acara melalui daring via zoom berkapasitas 1.000 peserta atau menyimak melalui Live Youtube channel Dukcapil KDN.
“Ini Rakornas pertama setelah pandemi Covid-19. Tahun 2020-2021, Rakornas tidak dilaksanakan. Tahun 2022 dilaksanakan dengan sangat terbatas sebanyak 150 peserta di Bali. Nah, sekarang setelah 3 tahun tidak bertemu, Kota Manado ketiban berkah. Hotel-hotel full booked, perekonomian lewat UMKM meningkat dinamis,” kata Zudan saat memberikan pengantar sebelum membacakan pidato sambutan Mendagri Tito Karnavian yang Rabu (8/2/2023) malam.
Acara Rakornas Dukcapil di Manado dihadiri oleh Wagub Sulut Steven Octavianus Estefanus Kandouw, Staf khusus Presiden Angkie Yudistia, Wali Kota Manado Andrei Angouw, pejabat Forkopimda setempat, Sesditjen Dukcapil Hani Syopiar Rustam, Senior Programer Officer, Digital Development World Bank Jonathan Marskell. Turut hadir pula Tim Pakar Ditjen Dukcapil, para bupati di Sulut dan beberapa bupati dari luar Sulut, para Kadis Dukcapil dari seluruh Indonesia, serta Kadis Dukcapil dari 15 kabupaten/kota di provinsi berjuluk ‘Bumi Nyiur Melambai’ ini.
Ia pun memaparkan, 7 pesan Mendagri Tito. Pertama, benahi seluruh sistem di Dukcapil agar data kependudukan yang dihasilkan lebih akurat. Pendataan penduduk melalui kegiatan jemput bola mendatangi penduduk bisa dilakukan dengan tertib,” kata Zudan mengutip Mendagri.
Kedua, Mendagri menekankan, Dinas Dukcapil di manapun agar mempermudah rakyat mendapatkan pelayanan Adminduk. Mendagri mencontohkan, penggunaan mesin Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM), dan pelayanan adminduk di gerai mal pelayanan publik.
Terkait mesin ADM, Zudan dari atas podium menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang semua 29 kabupaten dan 9 kota-nya diberi hibah ADM. Begitu juga yang dilakukan dan Bupati Kabupaten Bandung Barat Aa Umbara Sutisna semua kecamatannya dibelikan ‘ATM’ ala Dukcapil itu.
Arahan Mendagri yang ketiga, gunakan data Dukcapil untuk perencanaan pembangunan dan mengeksekusi berbagai program pemerintahan. “Gunakan single identity number berbasis NIK. Tidak ada kode referensi lain untuk pemnduduk selain Nomor Induk Kependudukan. Jadi program bansos dan subsidi gunakan NIK, Dapodik dengan NIK. Begitu juga untuk BPJS Kesehatan dan NPWP sudah digantikan dengan NIK,” katanya menerangkan.
Keempat, jangan ada pungli. Buat sistem pelayanan yang transparan, berapa lama pelayanan dokumen kependudukan bisa selesai. Usahakan bisa Same Day Service atau selesai di hari yang sama. Dan, umumkan setiap hari sisa blanko yang setiap hari di setiap loket pelayanan.
“Untuk cegah pungli, kurangi layanan tatap muka. Kontak dengan petugas dibuat seminimal mungkin. Layanan online lebih dimasifkan kembali, dan penduduk bisa mencetak sendiri dokumennya,” kata Zudan.
Kelima, hilangkan paradigma lama yang mempersulit masyarakat. Semua pelayanan adminduk harus lebih dipermudah. Misalnya, membuat KTP-el dan surat keterangan pindah domisili tidak perlu surat pengantar RT/RW, cukup bawa KK. Untuk membuat akta kematian orang meninggal dunia, cukup membawa surat keterangan kematian dari rumah sakit.
Keenam, benahi mentalitas, integritas dan kompetensi SDM Dukcapil. Salah satunya dengan mengedepankan ‘Talenta Digital’ melalui Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dan Universitas Sebelas Maret (UNS). “Hanya di 2 kampus ini yang khusus mengajarkan Program Studi Adminduk yang memiliki mindset digital,” kata Zudan.
Sebab, lanjut Zudan, sekarang layanan adminduk berbasis digital. “Mindset digital harus kita tumbuhkan kepada seluruh SDM Dukcapil dengan membangun talenta digital di Dukcapil, syukur-syukur bisa menyemai bibit talenta digital di semua OPD,” katanya.
“Dengan talenta digital maka seluruh pelayanan harus jelas who you are, NIK dikoneksikan dengan data dukcapil. semua lembaga tidak perlu membuat data sendiri-sendiri.”
Last but not least, Zudan menyampaikan pesan Mendagri Tito Karnavian yang ketujuh, yakni menciptakan iklim bekerja yang kompetiti dengan memberikan reward and punishment. Sehingga ini akan banyak ASN yang termotivasi untuk bergerak maju. (Dukcapil)