BIPOL.CO, JAKARTA – Gempa berkekuatan magnitudo (M) 6 terjadi di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Terjadi 41 gempa susulan setelah gempa terjadi. Dikabarkan, gempa tersebut mengakibatkan satu orang warga Pedukuhan Wonodoro, Kalurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, meninggal dunia, serta sejumlah rumah warga rusak.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, penyebab gempa adalah akibat adanya aktivitas ubduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa memiliki mekanisme pergerakan naik atau patahan naik (thrust fault).
“Gempa ini mengakibatkan kerusakan ringan hingga sedang di kecamatan Piyungan dan kecamatan Kasihan kabupaten Bantul, Desa Jetis Kicul Kecamatan Arjosari, kabupaten Pacitan di kecamatan Pracimantoro, serta Kabupaten Wonogiri. Juga di kecamatan Wedi, kabupaten Klaten,” kata Dwikorita dalam konferensi pers virtual, Jumat malam (30/6/2023).
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dengan kedalaman menengah,” jelasnya.
“Dari kedalaman pusat gempa diketahui berada di kedalaman 67 km. Itu merupakan zona kontak antarlempeng Samudera Indo-Australia yang menumbuk di bawah lempeng Benua Eurasia,” katanya.
“Gempa yang terjadi di bidang kontak tersebut memungkinkan perambatan gempa ke area yang lebih luas. Beda kalau ada di dalam masa lempeng batuan tadi. Ini berada di kontak antar 2 lempeng sehingga merambat lebih luas. Itu penjelasannya,” ujar Dwikorita.
Spectrum Bisa Meluas
Sementara itu, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menambahkan, lokasi gempa yang berada di kedalaman 67 km gempa menengah maka energi yang terpancar spektrumnya bisa meluas. Hal itu lah yang kemudian memicu gempa terasa sampai di daerah yang jaraknya jauh, sebagaimana laporan informasi terasa sampai Jawa Timur juga Jawa Barat.
Juga, terangnya, dampak gempa tidak hanya dipengaruhi magnitudo jarak dan sumber. Tapi, lanjutnya, kondisi tanah sangat menentukan tingginya goncangan gempa.
“Di daerah sedimen tanah lunak dengan ketebalan tertentu itu akan terjadi resonansi gelombang gempa sehingga terjadilah amplifikasi atau perbesaran goncangan gempa,” kata Daryono.
“Bisa jadi terasa dari tempat jauh Yogyakarta karena zona tersebut tanah lunak, bisa mengalami resonansi. Karena itu gempa dirasakan goncangannya terasa cukup besar meski jaraknya cukup jauh dari Yogyakarta,” pungkasnya.
“Sebanyak 41 kali gempa susulan pasca gempa 6,0 di selatan Yogyakarta,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/7/2023).
Diketahui, gempa berkekuatan M 6 yang berpusat di barat daya Bantul itu terjadi sekitar pukul 19.57 WIB. Guncangan gempa tersebut dirasakan di sejumlah daerah, bahkan hingga ke Jakarta.
Gempa ini mengakibatkan satu orang warga Pedukuhan Wonodoro, Kalurahan Mulyodadi, Kapanewon Bambanglipuro, meninggal dunia. Dilansir detikJateng, Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Bantul Antonio Hutagaol menjelaskan ada satu warga tersebut bukan meninggal karena tertimpa reruntuhan material bangunan.
“Ada satu warga Mulyodadi atas nama Sudirah 67 tahun meninggal dunia karena kaget dan terjatuh dari tempat tidur saat gempa,” kata Antonio kepada detikJateng, Jumat (30/6) malam.
Selain satu Antonio mengungkapkan ada satu warga Srandakan yang mengalami luka-luka akibat tertimpa lepan. Untuk diketahui, lepan merupakan alat pertukangan untuk proses plester dinding atau tembok.
“Update hingga pukul 22.40 WIB, ada satu warga (Kalurahan) Trimurti, Srandakan, Bantul yang kejatuhan lepan di kepala insial AD (80). Korban sudah dibawa ke rumah sakit UII dan lanjut rawat jalan,” ucapnya.
“Jadi yang meninggal dunia karena kaget satu orang dan luka ringan satu orang,” lanjut Antonio.
Sementara itu, Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat adanya kerusakan rumah warga akibat gempa magnitudo 6 di Bantul. Sejumlah atap rumah warga di Kabupaten Gunung Kidul mengalami kerusakan.
“Sejumlah rumah warga di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengalami kerusakan pada bagian atap,” ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/6).
Dia juga menyebut berdasarkan data sementara sebanyak 8 rumah dan sebuah fasilitas pendidikan di Kabupaten Gunung Kidul rusak ringan.
Sementara itu, Pusdalops BPBD DIY disebut mencatat 15 unit rumah rusak. Dampak tersebar di Gunung Kidul hingga Kulon Progo.
“Perkembangan hingga pukul 20.50 WIB, Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah DIY mencatat dampak di wilayahnya antara lain, rumah rusak 15 unit, fasilitas pemerintah 1, kesehatan 1 dan pendidikan 2. Dampak tersebut tersebar di Kabupaten Gunung Kidul, Bantul dan Kulon Progo,” tuturnya.(adr/dari sejumlah sumber)
Editor: Deddy