BIPOL.CO, JAKARTA – Seorang praktisi intelijen Mardigu Wowiek memberikan pandangannya mengenai kasus agraria yang terjadi di Rempang.
Ia pun mengaku menaruh kecurigaan terhadap proyek Rempang Eco City, di mana ia menduga lokasi tersebut akan dijadikan sebagai wahana adu ketangkasan atau kasino.
Hal ini diungkapkan Mardigu Wowiek saat berbincang dengan Abraham Samad di kanal YouTube Abraham Samad Speak Up pada hari Jumat, 22 September 2023.
“Teringat 2004 ada sebuah perusahaan yang memang mendapatkan fasilitas salah satu izin yang dapat itu, adalah ketangkasan, buat kasino kah Rempang ini?” ucap Mardigu Wowiek di YouTube Abraham Samad Speak Up, dikutip dari Hops.ID dikutip bipol.co via gelora.co.
Mardigu Wowiek tidak mengatakan secara eksplisit nama perusahaan yang dia maksud yang disebutnya mendapat izin mendirikan kasino.
“Yah urusan cuma 10 ribu rakyat, 2 ribuan keluarga ya geser aja lah, cuannya lebih gede gitu kan. Tapi disini saya tidak menjawab biar teman-teman semua yang menonton menjawab, tapi kan kita ngasih fakta, ngasih data gitu ya,” lanjutnya.
Namun perusahaan tersebut justru masuk ke dalam proyek strategis nasional, padahal tercatat sudah melanggar undang-undang (UU).
“Dan PT itu sebenarnya melanggar undang-undang, karena HGU nya dari 2004 tidak diapa-apain, harusnya 2 tahun dicabut, ada pasalnya, harusnya ini sudah tidak berlaku, harusnya, tapi ternyata bisa dihidupkan lagi dan masuk ke proyek nasional strategis,” lanjut Mardigu.
Seperti diketahui BP Batam akan bekerjasama dengan PT Makmur Elok Graha (MEG) milik Tommy Winata dalam membangun pulau Rempang menjadi Rempang Eco City dengan nilai investasi Rp381 triliun.
Hal kedua yang dianggap janggal oleh Mardigu adalah mengenai PT Xinyi dari Tiongkok yang disebut pemerintah akan membangun pabrik glass di Rempang.
Menurutnya, setelah dia dan tim mengecek PT Xinyi, perusahaan tersebut tidak memiliki dana sebesar yang disebutkan pemerintah yaitu sekitar Rp170 an triliun untuk tahap awal pembangunan Rempang.
“Xinyi itu listing di bursa Hongkong, langsung saya bilang mau cek, langsung tim kita cek, lihat asetnya, dia mau naro 11.5 billion (USD) atau sekitar Rp175 triliun, kita bilang salesnya aja cuman 2,3 bilion dollar,” paparnya.
Menurutnya, free cash flow PT Xinyi hanya 41 juta dollar atau Rp615 miliar, menurutnya tidak memadai dengan nilai Rp175 triliun.
“Free cash flow nya cuman 41 juta dollar, kalau seluruh aset dicairkan dia nyetor 30%, duit darimana ini dia mau bangun, bener gak? Ini pejabat kita dibohongin, bener gak, atau kita dibohongin pejabat, gitu aja,” tutur Mardigo.
Poin terakhir yang disampaikan oleh Mardigu Wowiek adalah penyebutan PT Xinyi sebagai pabrik kaca terbesar nomor dua di dunia, menurutnya tidak sesuai dengan hasil risetnya.
“(Nomor) 1, Beijing glass, dari tahun 40 yang kedua perusahaan Perancis, yang ketiga perusahaan Amerika di Pennsylvania, gak ada namanya Xinyi glass gitu lo. Terus, dia 2 tahun lalu buat di Gresik PT Xinyi glass Indonesia, katanya mau invest 700 juta dollar, belum berdiri itu pabriknya sampai sekarang ya,” jelas Mardigu Wowiek.(*)