BIPOL.CO, BANDUNG – Bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan, menemui massa dalam acara jalan santai bersama PKS dan relawan Anies di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (5/8/2023).
Ribuan massa dari daerah di Jawa Barat, khusunya Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat, hadir di lapangan Tegalega sejak pagi.
Acara ini dibuka Haru Suandharu, Ketua DPW PKS Jawa Barat, yang memberikan sambutan penuh semangat kepada para peserta.
“Kita butuh perubahan, perubahan yang akan dimulai dari Kota Bandung lalu ke Jasa Barat. Saatnya kita tidak lagi merasa lelah dengan kondisi Negara yang ada. Kita memang butuh perubahan, dan InsyaAllah, Pak Anies akan menjadi pelopor perubahan itu semua,” kata Haru Suandharu, dalam orasi pembukaannya.
Dalam kesempatan itu, Anies Baswedan menyampaikan berbagai hal khususnya soal kondisi bangsa saat ini.
Diantanya soal harga pangan yang dirasa semakin mahal.
“Kita akan sama sama menyongsong Indonesia lebih maju dan lebih adil untuk persatuan yang kuat. Sekarang harga mahal. Harga pangan murah atau mahal?,” kata Anies di hadapan massa.
“Mau diteruskan atau tidak? Kalau mau jadi murah kita dukung perubahan. Kita mau yang termurah,” ucap Anies.
Dalam kesempatan itu, Anies juga menyampaikan soal jaminan kesehatan yang menurutnya belum sepenuhnya memihak kepada golongan yang kurang mampu saat ini. Dia mengatakan biaya rumah sakit membuat pasien malah miskin.
“Kesehatan, ibu bapak ke RS mau sembuh apa miskin? Orang banyak ke rumah sakit mau sembuh, tapi miskin. Ini mau dirubah apa enggak?,” Kalau sakit negara harus hadir memastikan mereka sembuh dengan baik,” ujarnya.
Anies juga bicara soal lapangan kerja dimana saat ini menurutnya banyak lulusan yang kesulitan mencari lapangan kerja. Dia mengklaim, melalui Koalisi Perubahan untuk Persatuan, hal itu akan dirubah.
Terakhir, Anies menyinggung soal PPDB. Dia mengungkapkan jika PPDB jadi akar masalah untuk mengakses pendidikan yang layak. Hal ini kata dia harus dirubah dengan memberikan hak pendidikan hingga tuntas.
“Sekarang ramai PPDB, jadi akar masalahnya apa jumlah bangku SMP, dan SMA jumlah tidak sama, mau dibiarkan apa di ubah? Pendidikan jadi prioritas utama, biarkan mereka dapat pendidikan yang berkualitas hingga tuntas,” pungkasnya.
Sekjen PDI: Anies Tak Memahami Jokowi
Sementara itu mengutip dari laman detikcom, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai Anies tak memahami upaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menurunkan harga pangan. Hasto memandang pembangunan infrastruktur termasuk ke dalam upaya menurunkan harga pangan.
“Dengan membangun waduk-waduk, infrastruktur yang baik, itu merupakan upaya untuk menurunkan harga pangan, memperbaiki distribusi. Sehingga Pak Anies, mohon maaf, belum memahami apa yang dilakukan Presiden Jokowi,” kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, sore tadi.
“Mau diteruskan atau tidak? Kalau mau jadi murah kita dukung perubahan. Kita mau yang termurah,” timpal Anies.
Sebenarnya tak hanya soal harga pangan, Anies juga menyinggung perihal jaminan kesehatan yang menurutnya belum sepenuhnya memihak kepada golongan yang kurang mampu saat ini. Dia mengatakan biaya rumah sakit membuat pasien malah miskin.
“Kesehatan, ibu bapak ke RS mau sembuh apa miskin? Orang banyak ke rumah sakit mau sembuh, tapi miskin. Ini mau dirubah apa enggak?,” Kalau sakit negara harus hadir memastikan mereka sembuh dengan baik,” ujarnya.
Anies juga bicara soal lapangan kerja dimana saat ini menurutnya banyak lulusan yang kesulitan mencari lapangan kerja. Dia mengklaim, melalui Koalisi Perubahan untuk Persatuan, hal itu akan dirubah.
Terakhir, Anies menyinggung soal PPDB. Dia mengungkapkan jika PPDB jadi akar masalah untuk mengakses pendidikan yang layak. Hal ini kata dia harus dirubah dengan memberikan hak pendidikan hingga tuntas.
“Sekarang ramai PPDB, jadi akar masalahnya apa jumlah bangku SMP, dan SMA jumlah tidak sama, mau dibiarkan apa di ubah? Pendidikan jadi prioritas utama, biarkan mereka dapat pendidikan yang berkualitas hingga tuntas,” pungkasnya.(adr)
Editor: Deddy