BIPOL.CO, JAKARTA – Iran mengklaim Amerika Serikat mengirim dua pesan ultimatum kepada Teheran soal perang Israel dan Hamas Palestina yang kembali berkobar sejak 7 Oktober lalu.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian mengatakan, salah satu pesan dari AS itu adalah wanti-wanti supaya negaranya, yang diyakini memiliki kedekatan dengan Hamas, tak memicu eskalasi perang.
“Pesan pertama berbunyi AS tak tertarik memperluas perang, dan pesan kedua mereka memintas Iran untuk menahan diri,” kata Abdollahian saat konferensi pers di Teheran pada Senin (23/4) malam waktu setempat.
Dia kemudian berujar, “[AS] bersikeras bahwa Iran seharusnya juga meminta negara lain dan pihak lain untuk menahan diri.”
Abdollahian tak memberi rincian kapan dan bagaimana pesan itu disampaikan.
AS, kata dia, tak tertarik untuk memperluas perang di Timur Tengah.
“Tetapi dalam dua pekan [mereka] menunjukkan keterlibatan mereka dalam memperluas dan eskalasi di Gaza dengan mengirim paket senjata dan mendukung penuh rezim Zionis,” ujar Abdollahian, dikutip CNN.
Dalam kesempatan itu, Abdollahian mengkritik kebijakan Presiden Joe Biden dan menyebut AS “munafik.”
“Kematian lebih dari 5.000 warga sipil, perempuan dan anak-anak, lebih dari 20.000 orang terluka dan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal, merupakan akibat dari hak asasi manusia yang dibicarakan Biden?” ujar dia.
AS sebelumnya menempatkan dua kapal perang dan ribuan personel ke dekat Israel, Laut Mediterania. Sejumlah pengamat menilai langkah ini untuk mencegah perang agar tak meluas di kawasan.
Belum lama ini, AS juga mengaktifkan baterai sistem peluru kendali anti balistik Terminal High Altitude Area Defence (THAAD)dan pasukan tambahan ke dekat Israel.
THAAD dan sistem pertahanan Patriot dirancang untuk menembak rudal balistik antarbenua jarak pendek, medium, hingga jarak jauh.
Israel dan Hamas bertempur sejak 7 Oktober. Mereka terus bertempur hingga sekarang dan menyebabkan ribuan orang tewas.
Di tengah perang itu, Hizbullah turut menggempur Israel dari Lebanon. Dalam dua pekan ini, mereka saling serang.
Hizbullah merupakan kelompok dari Lebanon selatan yang disokong Iran.(Ads)