BIPOL.CO, CAPE TOWN – Seorang pejabat senior kelompok militan Palestina , Hamas , mengatakan pihaknya siap melepaskan semua tentara Israel yang ditawanya dengan imbalan pembebasan semua tahanan Palestina.
Pernyataan ini muncul di tengah negosiasi untuk kembali memperpanjang gencatan senjata di Jalur Gaza.
Pejabat Hamas dan mantan Menteri Kesehatan Gaza Bassem Naim mengatakan kelompok itu sedang melakukan “negosiasi keras” untuk memperpanjang gencatan senjata yang dijadwalkan berakhir Kamis pagi setelah jeda pertempuran selama enam hari.
“Kami siap membebaskan semua tentara sebagai imbalan atas semua tahanan kami,” kata Naim pada konferensi pers di Cape Town, saat berkunjung ke Afrika Selatan seperti dilansir dari Al Arabiya, Kamis (30/11/2023), dilansir Bipol.co dari Sindonews.com.
Militan Gaza menawan sekitar 240 orang dari Israel selatan dalam serangan tanggal 7 Oktober yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut para pejabat Israel serangan itu menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.
Sebagai tanggapan, Israel telah berjanji untuk melenyapkan Hamas dan melancarkan kampanye udara serta darat. Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza hampir 15.000 orang tewas, sebagian besar juga warga sipil, akibat serangan itu.
Sejauh ini 60 sandera Israel dan 180 tahanan Palestina telah dibebaskan berdasarkan perjanjian gencatan senjata demi kebahagiaan keluarga mereka.
Di antara para sandera yang masih ditahan oleh Hamas adalah tentara yang dikecualikan dari perjanjian pertukaran, dan kelompok militan itu kemungkinan akan menggunakan hal tersebut sebagai alat tawar-menawar yang penting.
Pada tahun 2011, lebih dari 1.000 warga Palestina ditukar dengan tentara Israel Gilad Shalit, yang telah ditawan oleh Hamas lima tahun sebelumnya.
Kelompok aktivis mengatakan ada lebih dari 7.000 warga Palestina di penjara-penjara Israel, banyak dari mereka jauh lebih terkemuka dibandingkan anak-anak dan perempuan yang dibebaskan sejauh ini. Hamas pada bulan Oktober telah menuntut Israel untuk membebaskan semua tahanan Palestina, namun pada saat itu mereka menawarkan untuk melepaskan semua sandera sebagai imbalannya.
Usulan baru ini muncul ketika upaya intensif untuk memperpanjang penghentian permusuhan, dengan sumber yang dekat dengan kelompok militan tersebut mengatakan Hamas bersedia memperpanjang gencatan senjata selama empat hari lagi dan membebaskan lebih banyak sandera Israel.
“Kami mencoba dengan para mediator untuk merundingkan gencatan senjata permanen,” kata Naim. Sebelumnya tentara Israel mengatakan pihaknya sedang menyelidiki laporan sayap bersenjata Hamas bahwa seorang bayi berusia 10 bulan yang disandera, saudara laki-lakinya yang berusia empat tahun, dan ibu mereka semuanya terbunuh di Gaza.
“Kami telah mengonfirmasi dua hingga tiga minggu lalu bahwa 60 warga Israel tewas akibat pemboman Israel dan masih berada di bawah reruntuhan,” kata Naim. “Wanita itu dan kedua anaknya termasuk di antara mereka, saya dapat memastikannya,” tukasnya.(*)