Membangun 45.000 sambungan rumah untuk wilayah timur Kabupaten Bandung
BIPOL.CO, BANDUNG – Rapat koordinasi (rakor) teknis persiapan pelaksanaan World Water Forum (WWF) ke-10 yang akan dilaksanakan di Bali tahun 2024. Rakor dilaksanakan Kementerian Dalam Negeri RI dengan melibatkan pemerintah daerah dan perusahaan melalui daring.
Salah satu pemerintah daerah yang ikut Rakor, yakni Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung. Yaitu diikuti Bupati Bandung Dadang Supriatna yang diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Bandung Marlan.
Menurut Marlan, pelaksanaan WWF ini adalah salah satu bagian dari peringatan Hari Air Sedunia. Di mana salah satunya, kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan berkaitan dengan seminar, pameran teknologi pengolahan air. Karena itu dalam rakoor dilibatkan pula perusahaan daerah (Perumda) air minum. Pemkab Bandung sendiri mendorong Perumda Air Bersih Tirta Raharja/PDAM dalam pengembangan pengelolaan air bersih.
Marlan menguraikan, saat ini pemerintah daerah sedang mendorong pihak PDAM khususnya, untuk meningkatkan cakupan layanan air bersih kepada masyarakat Kabupaten Bandung.
“Saat ini salah satunya kita sedang membangun SPAM Kertasari, yang punya kapasitas kurang lebih sekitar 1.100 liter per detiik,” kata Marlan saat mengikuti rakor melalui daring, di Gedung Setda Komplek Pemkab Bandung, Soreang, Jumat (3/5/2024).
Nantinya, tutur Marlan, itu bisa membuat sambungan kurang lebih 45.000 sambungan rumah untuk wilayah timur Kabupaten Bandung. 45.000 sambungan rumah itu ditargetkan dalam empat tahun kedepan, yang bersumber dari SPAM Kertasari dan berharap tahun 2026 selesai pembangunan SPAM-nya untuk menambah sambungan baru di kecamatan yang belum terairi atau terlayani PDAM.
Karena, imbuhnya, beberapa daerah di bagian timur Kabupaten Bandung saat ini belum terlayani air bersih, khususnya dari PDAM, seperti di Cilengkrang, Cileunyi, Nagreg dan wilayah lainnya.
“Kita akan ekspansi ke sana. Mudah-mudahan mulai tahun ini, sudah akan berkontrak karena sudah akan ada pemenangnya dan mulai berjalan mungkin ground breaking sekitar bulan Juni 2024. Ini akan menambah cakupan layanan sambungan air bersih,” tuturnya.
Selain itu, kata Marlan, untuk wilayah Margahayu, Margaasih itu akan meningkatkan kapasitas di SPAM Gambung.
“Kabupaten Bandung ini masih mengandalkan sumber air bakunya dari sungai dan sumber air lainnya. Tetapi lebih banyak dari sungai, sehingga memang perlu ada teknologi-teknologi yang lebih efektif dan lebih efisien. Sumber air baku dari sungai itu terganggu pada saat banjir bandang. Namun disaat turun hujan dari hulu, kemudian tingkat kekeruhannya tinggi, sehingga tidak bisa diolah,” tuturnya.
Marlan berharap dengan adanya pelaksanaan WWF itu, nantinya bisa ada berbagai pengalaman. Ia pun berharap sumber air lainnya bisa digunakan untuk menambah kebutuhan sumber air baku di Kabupaten Bandung.
“Selama ini, kita lebih banyak menggunakan sumber air yang sudah ada, sehingga teknologi yang digunakan lebih banyak di layanan. Bagaimana teknologi yang digunakan untuk percepatan misalnya, mengetahui titik air bocor. Kita sudah punya teknologinya, yang bisa dengan cepat mengetahui di mana titik air kebocoran,” jelasnya.
Marlan juga menyebutkan bahwa pemerintah daerah sudah punya teknologi tekanan air. Tekanan air itu harus merata guna menghindari pipa saluran air pecah.
“Kita sempat mendapat penghargaan dari Francis karena kita sudah menggunakan teknologi itu,” katanya.
Kemudian, kata dia, PDAM sudah memperkecil kebocoran air pada triwulan satu ini hanya di 22,06 persen. Padahal di bulan Desember 2023 lalu masih di 27,2 persen, sehingga turun cukup banyak.
“Ini akan berdampak pada laba perusahaan juga dengan berkurangnya air yang bocor,” katanya.(Ads)