JAKARTA.bipol.co – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebut investasi di sektor industri manufaktur terus tumbuh signifikan yang terjadi kenaikan 17,4 persen dari 2015 ke 2018, serta akan menambah penyerapan tenaga kerjanya di tahun 2019 seiring adanya realisasi investasi.
“Pada tahun 2014, penanaman modal masuk sebesar Rp195,74 triliun, kemudian naik mencapai Rp222,3 triliun di 2018, yang mampu mendongkrak penyerapan tenaga kerja hingga 18,25 juta orang di 2018, yang berkontribusi sebesar 14,72 persen terhadap total tenaga kerja nasional,“ kata Airlangga lewat keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (12/4/2019).
Kemenperin menargetkan, sepanjang 2019 pertumbuhan industri manufaktur dapat mencapai 5,4 persen. Subsektor yang diperkirakan tumbuh tinggi, antara lain industri makanan dan minuman, industri permesinan, industri tekstil dan pakaian jadi, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, serta industri barang logam, komputer dan barang elektronika.
“Kami juga terus berupaya memacu pengembangan industri manufaktur nasional agar lebih berdaya saing global, seiring pelaksanaan peta jalan Making Indonesia 4.0. Selain itu mengoptimalkan produktivitas, terutama industri yang berorientasi ekspor serta menarik investasi industri substitusi impor,” terangnya.
Sadar bahwa dunia memasuki era revolusi industri 4.0, pemerintah pun telah menyiapkan program-program agar generasi Indonesia siap bersaing dengan negara lain. Hal ini tertuang dalam peta jalan Making Indonesia 4.0
Tahun ini, pemerintah memfokuskan pada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk itu, program pendidikan vokasi dikembangkan agar link and match terhadap berbagai sektor industri.
“Program tersebut telah berhasil menggandeng sebanyak 2.700 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan 899 industri. Program ini ke depannya terus digulirkan dalam rangka peningkatan kompetensi SDM untuk memenuhi kebutuhan industri, terutama guna menghadapi industri 4.0,” paparnya. (ant)
Editor Deden .GP