BANDUNG,bipol.co – Pengamat Komunikasi Politik Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung Adiyana Slamet menyebut Paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Prabowo-Sandi) banyak mengeluarkan pernyataan blunder dalam debat Capres dan Cawapres Pemilu 2019.
Menurutnya, Paslon 02 yang mengkritisi pengentasan kemiskinan di Indonesia justru menyangkal ucapannya tentang anti asing. Pasalnya, Prabowo menyatakan jika Indonesia harus meniru Tiongkok yang berhasil menekan angka kemiskinan relatif singkat.
“Jelas pihak 02 menegasikan ucapannya tentang permasalahan anti asing. Kemudian pihak 02 seolah menegasikan omongannya sendiri dengan harus belajar dari Tiongkok,” ujar Adiyana kepada bipol.co, Sabtu (13/04/2019) malam.
Dalam permasalahan rasio pajak, Paslon 02 berencana menggenjotnya dengan memangkas pajak pekerja dan menaikan PTKP atau Penghasilan Tidak Kena Pajak. Namun, blunder yang dilakukan kubu 02 adalah ketika menyindir kekayaan nasional Indonesia yang mengalir ke luar negeri.
“Permasalahan tax amnesty yang dilakukan petahana dan menteri keuangan itu meningkatkan devisa negara. Pada konteks tax amnesty, salah satu orang yang menyimpan uang di luar itu pihak 02,” ungkapnya.
Sementara pada sesi tanya jawab, lanjutnya, pertanyaan petahana soal perkembangan e-sport, khususnya game Mobile Legends justru dijawab kubu 02 dengan jawaban di luar konteks. Hal tersebut menunjukkan jika kubu 02 tidak menguasai masalah dan tidak memiliki gagasan.
“Ketika ngomongin e-sport jawaban 02 malah ke permasalahan pertanian, sehingga jika berbicara apa-apa yang akan dilakukan pihak 02 tidak bisa menjabarkan strategi yang akan dilakukan,” ucapnya.
Secara keseluruhan, Adiyana menyebut Paslon 01 menjadi kandidat yang memahami masalah, termasuk memiliki gagasan dan strategi lebih rasional. Mulai dari permasalahan ekonomi, pemerataan, keadilan, inti-inti prestasi termasuk pajak petahana lebih menguasai.
“Partai pendukung 02 malah ingin menghapuskan pajak kendaraan. Padahal itu bagian dari devisa negara kalau di struktur pusat dan PAD di daerah. Ini kan menjadi bertolak belakang,” ucap Adiyana.**
Reporter: Iman Mulyono
Editor : Herry Febriyanto