SUKABUMI,bipol.co – BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Sukabumi mengimbau masyarakat waspada menghadapi anomali cuaca dan dampak dari equinoks, yakni posisi matahari berada persis di atas garis khatulistiwa. Salah satu dampak tersebut adalah meningkatnya suhu udara secara drastis.
“Dampak dari equinoks terhadap manusia antara lain terjadi dehidrasi akibat panas matahari. Karena itu mereka yang beraktivitas di tempat terbuka harus banyak minum. Ekuinoks telah berlalu tapi dampaknya masih terasa yakni adanya anomali cuaca dengan munculnya gelombang panas,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami kepada wartawan, senin (15/4/2019).
Saat ini, ujar dia, pagi hari sering diwarnai terjadinya suhu yang cukup tinggi, pada siang hari turun hujan. Padahal informasi dari BMKG menyebutkan, pada bulan April ini, iklim di Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Kenyatannya, saat ini masih sering turun hujan.
“Kita harus tetap waspada karena anomali cuaca bisa menyebabkan retakan tanah pada tebing-tebing yang dampaknya bisa memicu longsor,” kata Zulkarnain.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Asep Suhendrawan mengatakan, munculnya anomali cuaca di Kota Sukabumi harus diikuti dengan kewaspadaan yang tinggi dalam menghadapinya. Secara khusus Asep mengimbau warga yang tinggal di daerah rawan longsor untuk meningkatkan kewaspadaan. Sampai pertengahan bulan April ini, BPBD Kota Sukabumi masih memberlakukan kesiapsiagaan bencana banjir dan longsor.
“Kita tetap melaksanakan kesiapsiagaan bencana longsor dan banjir, baik SDM maupun sarana penanggulangan bencana. Informasi dari BMKG dijadikan patokan oleh kami untuk selalu siap siaga dan waspada,” tutur Asep.
Sejak terjadi ekuinoks pada 20 dan 21 Maret lalu, suhu di Kota Sukabumi mengalami peningkatan sepanjang siang dan malam. Equinoks akan terjadi lagi pada tanggal 22 dan 23 September ketika matahari berada tepat di atas garis yang membagi bumi menjadi belahan utara dan selatan dalam pengembaraannya menuju bagian selatan bumi. **
Reporter: Firdaus