BANDUNG,bipol.co – Pengamat Politik Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Muradi menyatakan, sikap Prabowo Subianto tidak menerima hasil hitung cepat atau quick count dalam pilpres 2019 dinilai tidak menunjukkan sosok seorang pemimpin.
“Seharusnya kebesaran hati seorang pemimpin sudah terbiasa dengan hasil survei quick count dan sebagainya. Kalau saya jadi Pak Prabowo akan mengatakan menerima kekalahan,” ucap Muradi saat di wawancarai bipol.co lewat telepon seluler, Kamis (18/04/2019).
Ia juga sudah menelusuri, hasil quick count exit poll yang menyebutkan Prabowo-sandi unggul di 5000 Tempat Pemungutan Suara (TPS). Hasilnya, berbeda satu sama lainnya, Kalaupun ada perbedaan hanya hitungan 0 persen sekian saja.
“Saya sudah cek dengan metode yang mereka buat. Saya kira situasi nya percaya tidak percaya, point penting bukan percaya tidak percaya tetapi seberapa menerima hasil itu,” katanya.
Dia menambahkan, kika data tersebut menjadi beban untuk Prabowo-Sandi, Menurutnya tidak perlu di sampaikan kepada publik.
“Misalnya itu menjadi beban menjadi masalah tidak falid saya kira tidak usah disampaikan dukung saja,” tambahan nya.
Sebelumnya, Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menegaskan bahwa berdasarkan hasil exit poll dari 5000 Tempat Pemungutan Suara (TPS) pilpres 2019, ia dan Sandiaga Uno menang dengan perolehan angka 55,4 persen.
Tak hanya itu, Prabowo juga menegaskan berdasarkan hasil quick count atau hitung cepat yang dilakukan pihak Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, pihaknya sudah unggul dengan perolehan 52,2 persen.**
Reporter : Abdul Basir
Editor : Herry Febriyanto