JAKARTA.bipol.co – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (22/4/2019) ini diprediksi masih akan cenderung konsolidasi di level Rp14.000 per dolar AS menunggu kepastian hasil pemilihan umum (pemilu).
Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi di Jakarta, Senin, mengatakan pergerakan rupiah akan dipengaruhi sentimen pemilu, seiring minimnya transaksi valas karena libur Paskah.
“Pergerakan rupiah masih cenderung konsolidasi sambil menunggu hasil kepastian pemilu. Ditambah hari ini juga memang minim volume perdagangan di pasar internasional karena beberapa negara masih libur Hari Paskah,” ujar Dini.
Untuk menembus level penguatan di bawah Rp14.000 per dolar AS, lanjut Dini, memang membutuhkan katalis positif yang kuat. Kendati bergerak melemah pagi ini, rupiah masih berpeluang menguat.
“Rupiah masih punya peluang penguatan lanjutan. Tapi paling mentok ke kisaran 14.010. Dari area itu rupiah sering terkoreksi,” kata Dini.
Sementara itu, Analis PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rully Arya Wisnubroto mengatakan pergerakan rupiah masih akan sangat terbatas seiring masih minimnya sentimen global.
“Sentimen pemilu masih berpengaruh, karena globalnya belum ada perubahan sentimen yang signifikan dari global,” ujar Dini.
Ia memperkirakan hari ini rupiah hari ini berpeluang menguat terbatas dan masih akan bergerak di kisaran Rp14.00 per dolar AS hingga Rp14.100 per dolar AS.
Pada pukul 10.10 WIB, kurs rupiah pagi ini bergerak melemah 24 poin atau 0,17 persen menjadi Rp14.069 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.045 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.056 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.016 per dolar AS. (ant)
Editor Deden .GP