Tarif Angkutan Udara Picu Inflasi

- Editor

Kamis, 2 Mei 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

foto ant

foto ant

JAKARTA.bipol.co – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan tarif angkutan udara menjadi salah satu pemicu inflasi pada April 2019 sebesar 0,44 persen. “Tarif angkutan udara masih mengalami kenaikan, harganya belum turun,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (2/5/2019)

Suhariyanto mengatakan kenaikan tarif angkutan udara terjadi di 39 kota, sehingga
memberikan andil inflasi sebesar 0,03 persen kepada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.

Ia mengharapkan adanya kebijakan lebih lanjut untuk menurunkan harga tiket pesawat, yang selama enam bulan berturut-turut sejak November 2018 telah menyumbang inflasi.

“Mudah-mudahan ada kebijakan yang dapat menurunkan harga tiket pesawat karena pasti akan melonjak pada Puasa dan Lebaran,” ujar Suhariyanto.

Penyebab lain inflasi April adalah kenaikan komoditas bahan makanan terutama bumbu-bumbuan seperti bawang merah, bawang putih, dan cabai merah, kemudian telur ayam ras dan tomat sayur.

Meski demikian, harga beras, yang selama ini menjadi salah satu komponen pembentuk inflasi nasional, mengalami penurunan dan menyumbang andil deflasi 0,06 persen.

Secara keseluruhan, kelompok bahan makanan mengalami inflasi tinggi pada April 2019 yaitu sebesar 1,45 persen diikuti kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,28 persen dan kelompok kesehatan 0,25 persen.

Selain itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,19 persen, kelompok sandang 0,15 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,12 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,03 persen.

“Untuk kelompok perumahan, penyebab inflasi adalah kenaikan tarif kontrak rumah dan tarif sewa rumah, karena adanya kenaikan harga barang untuk pemeliharaan rumah seperti semen, pasir, batu bata dan asbes,” ujar Suhariyanto.

Dari 82 kota IHK, sebanyak 77 kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Medan sebesar 1,3 persen dan terendah di Pare-Pare 0,03 persen.

Dalam periode ini, hanya lima kota yang mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,27 persen dan terendah di Maumere 0,04 persen.

Dengan laju inflasi April tercatat sebesar 0,44 persen, maka laju inflasi tahun kalender Januari-April 2019 mencapai 0,8 persen, dan inflasi tahun ke tahun (yoy) 2,83 persen. (ant)

Editor  Deden .GP

Berita Terkait

DPRD Setujui RAPBD dan Dua Reperda Perumda Tirta Raharja, Bupati: Pemkab Bandung Sertakan Modal Rp 200 M
bank bjb Raih Indonesia Best CMO Award 2024 dari Warta Ekonomi
Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Produktivitas Padi Terbesar di Jabar
Pemdaprov Jabar – Bank Mandiri Teken Kerja Sama Pengembangan Ekonomi
bank bjb Raih 2 Penghargaan dalam Bidang ESG dan GCG
bank bjb Pelopori Penerbitan Surat Berharga Perpetual Rupiah di Indonesia
bank bjb Raih Platinum Rank di Ajang Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2024
bank bjb Raih The Best Indonesia IT & Digital Operational Excellence Award 2024
Tag :

Berita Terkait

Jumat, 29 November 2024 - 15:38 WIB

DPRD Setujui RAPBD dan Dua Reperda Perumda Tirta Raharja, Bupati: Pemkab Bandung Sertakan Modal Rp 200 M

Jumat, 29 November 2024 - 10:54 WIB

bank bjb Raih Indonesia Best CMO Award 2024 dari Warta Ekonomi

Kamis, 28 November 2024 - 19:58 WIB

Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Produktivitas Padi Terbesar di Jabar

Kamis, 28 November 2024 - 17:48 WIB

Pemdaprov Jabar – Bank Mandiri Teken Kerja Sama Pengembangan Ekonomi

Kamis, 28 November 2024 - 17:14 WIB

bank bjb Raih 2 Penghargaan dalam Bidang ESG dan GCG

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB