Menristekdikti : Tak Boleh Lagi Terjadi Diskriminasi di Kampus

- Editor

Jumat, 3 Mei 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menristekdikti Muhamad Natsir

Menristekdikti Muhamad Natsir

JAKARTA,bipol.co – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan kampus harus bebas dari diskriminasi termasuk bagi mahasiswa disabilitas.

“Kita harapkan istilah diskriminasi itu tidak ada lagi di kampus. Beberapa waktu lalu, ada anak disabilitas yang dirundung teman-temannya, itu tidak boleh lagi terjadi,” ujar Nasir usai peluncuran metode “screen reader” di Jakarta, Jumat (3/5/2019).

Nasir menjelaskan mahasiswa penyandang disabilitas merupakan warga negara juga, yang mempunyai hak sama dan bisa mengakses layanan pendidikan tinggi.

Pemerintah juga memberikan fasilitas kepada perguruan tinggi untuk melayani disabilitas, misalnya pembangunan infrastruktur yang ramah dengan disabilitas.

“Kampus harus ramah terhadap disabilitas. Misalkan ada akses lift untuk penyandang disabilitas,” tambah dia.

Fasilitas yang ramah bagi disabilitas itu, lanjut dia, merupakan sesuatu yang wajib untuk dipenuhi. Contohnya untuk jangka pendek, banyak penyandang disabilitas fisik, sementara akses yang tersedia tangga maka perlu dibangun fasilitas lift.

“Kemarin ketika saya di Universitas Indonesia, ada mahasiswa disabilitas Teknik Industri. Anaknya pintar,” tambah dia.

Ke depan, dia berharap penggunaan “screen reader” itu tidak hanya dimanfaatkan untuk Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) tetapi juga Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Metode “sreen reader” yang merupakan perangkat lunak untuk memberikan aksesibilitas bagi peserta tunanetra. Metode tersebut merupakan inovasi yang dilakukan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). UTBK merupakan salah satu prasyarat Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Karakter UTBK untuk peserta tunanetra diantaranya yaitu, semua materi UTBK dinarasikan dalam bentuk audio berupa bahasa, item soal telah diakomodasi berdasarkan kemampuan dan keterbatasan tunanetra, isi atau materi tes setara dengan peserta yang dapat melihat, waktunya sama dengan peserta lain, tetapi jumlah soal dikurangi 20 persen.

Selain itu, teks bacaan tidak lebih dari tiga paragraf dan menghindari kata-kata visual. Kemudian, gambar atau tabel maupun grafik dinarasikan atau dimodifikasi dan sistem operasinya menggunakan keyboard dan tanpa mouse.(ant)

Editor : Herry Febriyanto

Berita Terkait

Karena Alasan Ini Kereta Tanpa Rel di IKN Akan Dikembalikan ke China
Jawa Barat Panen Penghargaan Penyiaran
Presiden Prabowo Lakukan Kunjungan Luar Negeri Perdana ke Sejumlah Negara
Pemerintah Tekankan Pentingnya Realisasikan Program secara Efisien
Bersama Perangi Judi Online, Menkomdigi : Presiden Tegaskan Tak ada Kongkalikong dan Backing
Presiden Prabowo Subianto Apresiasi Kunjungan Resmi PM Singapura ke Indonesia
Presiden Prabowo Subianto Tandatangani PP Tentang Penghapusan Piutang Macet UMKM
Pemda Provinsi Jawa Barat Borong Tiga Penghargaan

Berita Terkait

Kamis, 14 November 2024 - 16:45 WIB

Karena Alasan Ini Kereta Tanpa Rel di IKN Akan Dikembalikan ke China

Sabtu, 9 November 2024 - 11:37 WIB

Jawa Barat Panen Penghargaan Penyiaran

Jumat, 8 November 2024 - 15:53 WIB

Presiden Prabowo Lakukan Kunjungan Luar Negeri Perdana ke Sejumlah Negara

Kamis, 7 November 2024 - 16:15 WIB

Pemerintah Tekankan Pentingnya Realisasikan Program secara Efisien

Kamis, 7 November 2024 - 15:51 WIB

Bersama Perangi Judi Online, Menkomdigi : Presiden Tegaskan Tak ada Kongkalikong dan Backing

Berita Terbaru

Timnas Indonesia telan kekalahan dari Jepang 0-4, pada lagadi Grup C  Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, di SUGBK, Jakarta, Jumat malam. (Foto: Tangkapan layar/istimewa)

Olahraga

Dijebol Jepang 4-0, Shin Tae-yong Belum Lempar Handuk

Sabtu, 16 Nov 2024 - 06:52 WIB