KAB. BANDUNG, bipol.co – Agus Permadi menjadi sosok yang sangat melekat dengan PMI (Palang Merah Indonesia) Kabupaten Bandung. Betapa tidak. Sudah 33 tahun ia mengabdi kepada organisasi sosial itu sehingga berbagai pengalaman ia dapatkan dalam hidupnya.
Kepala Markas Komando Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bandung ini bercerita PMI Kabupaten Bandung berdiri pada 1985. Setahun kemudian ia bergabung menjadi sukarewan PMI.
“Saya angkatan pertama korps Sukarela PMI Kabupaten Bandung. Sekarang diamanahi sebagai kepala markas komando PMI Kabupaten Bandung,” katanya saat ditemui di Mako PMI Kabupaten Bandung di Jalan Terusan Al-Fathu Km. 17 Soreang, baru-baru ini.
Agus berpendapat, dalam menjalani aktivitas di PMI harus memiliki jiwa seni. “Menjadi anggota PMI saya pikir harus memiliki jiwa seni, karena kita juga harus bisa menghibur orang. Dan menjadi anggota PMI kadang kita juga lupa sama diri kita sendiri,” katanya.
Warga Jalan Melong Raya Gg. Cempaka No.75. RT 02 RW 11 Kelurahan Melong
Cimahi Selatan ini menceritakan pengalaman paling menegangkan saat kejadian banjir di Tegalluar tahun 1987. Ia sempat terjatuh dari perahu saat melakukan evakuasi warga yang terkena banjir. “Karena air begitu besar, sampai-sampai saya jatuh dari perahu. Kalau sekarang kan pakai perahu karet, dulu mah masih pakai perahu kayu,” kata nya.
Peristiwa menegangkan dialami saat pertama kali saya melihat banyak korban jiwa bergelimpangan di jalanan. Saat itu ia dikirim untuk misi evakuasi korban tsunami di Aceh pada 2004. “Melihat ribuan orang bergeletakan di jalanan saya sedih melihatnya,” kenang Agus.
Pengalaman lain yang menegangkan saat menolong kecelakaan, khususnya kecelakaan lalu lintas. Sabagi anggota PMI, katanya, harus berupaya bagaimana cara orang tersebut tidak sampai meninggal. “Sering melihat orang yang sekarat, harus memikirkan bagaimana kondisi korban sebelum diberikan ke pihak rumah sakit,” ujarnya.
Agus mengungkapkan, bisa bertahan di PMI selama puluhan tahun dibangeringi dengan rasa ikhlas dan bersyukur. “Kita melakukan apapun juga harus ikhlas dan bersyukur, kalau kita tidak ikhlas dan bersyukur pekerjaan kita tidak maksimal, ” pungkasnya. **
Reporter : Alvian Hamzah
Editor: Ude D Gunadi