BOGOR.bipol.co – Wali Kota Bogor Bima Arya menandatangani delapan naskah kerjasama dalam berbagai bidang di tiga titik berbeda dalam kurun waktu satu hari, Selasa (7/5/2019). Kerjasama yang dilakukan dengan sejumlah lembaga itu dalam merupakan bagian dari program percepatan pembangunan bertajuk #BogorBerlari.
Turut mendampingi, Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim, Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip Hidayat dan sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga para camat.
Titik pertama yang disambangi Bima Arya adalah Universitas Pakuan, Tegallega, Bogor Timur. Di sana Bima Arya menandatangani dua naskah kerjasama antara Pemerintah Kota Bogor dengan Universitas Pakuan dan Tim Peneliti Welbeing Institute terkait tata kota dan hukum. Hadir dalam penandatangan ini Rektor Universitas Pakuan Bibin Rubini.
Kemudian, Bima Arya bersama rombongan melanjutkan perjalanan ke kawasan Sempur, Bogor Tengah untuk menandatangani empat naskah kesepakatan bersama dari empat lembaga berbeda di bidang lingkungan hidup dan kebencanaan.
Kerjasama tersebut antara lain dengan Plastic Energy Limited tentang penyusunan dokumentasi studi kelayakan pengurangan sampah di Kota Bogor. Perusahaan asal Inggris itu akan mengurangi sampah plastik di Kota Bogor dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar. “Ini zero APBD,” ujar Bima Arya.
Di tempat yang sama juga dilakukan penandatanganan rencana kerja tahunan Pemkot Bogor dengan International Council for Local Environmental Initiatives (ICLEI) dalam penanggulangan perubahan iklim. Lalu, penandatanganan komitmen bergabung dalam program Breath Life-Clean Air Asia untuk meningkatkan kualitas udara bersih di Kota Bogor. Dan yang terakhir, penandatanganan rencana kerja tahunan Yayasan Sayangi Tunas Cilik dan Pemkot Bogor tentang pengurangan risiko bencana.
Penandatanganan tersebut dihadiri langsung oleh CEO Plastic Energy Ltd Kirk Evans, Ketua Dewan Pengurus ICLEI Gina Karina, Breath Life Clean Air Asia oleh Perwakilan APEKSI Indah dan perwakilan Yayasan Sayangi Tunas Cilik Evi Woro Yulianti.
Manuver pun dilanjutkan di titik ketiga atau lokasi terakhir di Kampung Pulo Geulis, Babakan Pasar, Bogor Tengah. Di sini Bima Arya menandatangani dua MoU. Pertama, penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemkot Bogor dengan Politeknik Negeri Jakarta dan Panorama Group tentang kerjasama penataan Kampung Wisata Pulo Geulis.
Kedua, penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemkot Bogor dengan Imparsial dan Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Universitas Paramadina tentang penguatan toleransi dan perdamaian dalam kehidupan keagamaan di Kota Bogor.
Hadir dalam kesempatan itu, Direktur Politeknik Negeri Jakarta Abdillah, CEO Panorama Group Budi Tirtawisata, Direktur Imparsial Al Araf dan dari Pusad Paramadina Ihsan Ali Fauzi.
“Ada 8 penandatanganan MoU, tadinya mau di Balaikota semua, tapi saya minta di pisah. Karena kalau di balaikota semua kehilangan konteks dan maknanya, hanya seremoni saja,” ungkap Bima.
“Lalu tidak ada sense ketika bicara bencana di balaikota, bicara keberagaman di balaikota, bicara sampah di balaikota, seolah-olah semua persoalan selesai di balaikota. Tidak. Persoalan itu selesai di lapangan, bukan sekedar di belakang meja kerja saja,” tambahnya.
MoU tersebut, kata Bima, merupakan pengikat dan pengingat Pemkot dan lembaga yang bekerjasama. “Dipatok dulu, di mana target kita, sekarang ada di mana posisinya, konteksnya apa, dan lain sebagainya. Bisa saja tidak ada MoU, tapi pijakannya kurang kokoh dan daya tariknya tidak ada,” tegasnya.
Ia berharap, dengan adanya kesepakatan bersama ini bisa menjadi landasan untuk bisa bekerja lebih baik dari waktu ke waktu. “Untuk apa? Agar Bogor bisa berlari setiap hari,” pungkasnya. (rls)
Editor Deden .GP