Memprihatinkan, Wushu Jabar Patungan Dana

- Editor

Kamis, 13 Juni 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Edwin Senjaya (kiri)

Edwin Senjaya (kiri)

BANDUNG, bipol.co – Cerita klasik kembali terulang. Dan itu menyangkut dana. Ya, guna menghadapi babak kualifikasi PON XX 20-28 Juni 2019 di Pangkal Pinang, tim Wushu Jabar kini terganjal soal dana. Dana talangan sebesar  Rp100 juta dari KONI Jabar dirasa sangat tidak mencukupi kebutuhan tim untuk menghadapi babak kualifikasi PON XX tersebut.

Hal itu dikatakan Ketua Umum Pengprov Wushu Indonesia (WI) Jawa Barat Edwin Senjaya SE MM. Menurutnya, persiapan menghadapi babak kualifikasi sudah dilakukan sejak September 2018 meski tanpa dukungan anggaran dari KONI Jabar. “Akhirnya kami mensiasati keterbatasan anggaran dengan cara patungan di antara pengurus hingga mencari sponsor untuk persiapan tim,” ujarnya.

Edwin mengakui memang ada dana talangan dari KONI Jabar sebesar Rp100 juta seperti yang dijanjikan Ketua Umum KONI Jabar Ahmad Saefudin, “Tapi dana sebesar itu tidaklah cukup untuk membiayai kebutuhan tim menuju babak kualifikasi. Akhirnya mau tidak mau, kami patungan, ditambah mencari dana lain melalui sponsor. Hal ini kami lakukan demi nama baik dan prestasi Jabar,” tegas Edwin dikediamannya Jl. Kembar Bandung Rabu (12/6/2019).

Menurutnya, kalau kondisinya seperti ini terus, jangan harap Jabar bisa mempertahankan juara umum PON pada tahun 2020 mendatang. “Ini bukan pesimis, tapi saya melihat realita dan segala perhitungannya,” ungkap Edwin.

Kesulitan anggaran yang dihadapi saat ini, lanjutnya, tidak terlepas dari polemik kepemimpinan KONI Jabar. Bahkan penandatanganan (Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) antara KONI Jabar dengan pihak Pemprov Jabar yang diwakili Dispora Jabar dinilai telat dan berakibat pada lambatnya proses pencairan anggaran.

Edwin menegaskan, tenaga atlet janganlah sampai diperas, namun disisi lain kesejahteraan mereka tidak diperhatikan. “Bagi saya uang memang bukan segalanya, tapi atlet butuh suplemen, nutrisi dan hal lain untuk menunjang prestasi. Kasihan mereka, jangan sampai atlet dikorbankan. Ini yang saya pikirkan selama ini,” tuturnya. (Deden .GP)

 

 

Berita Terkait

Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua
Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan
Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!
Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik
Menguak Keanekaragaman Hayati Langka di Sumedang
Zuckerberg Ungkap 2030 Dunia Berubah Total, Kacamata Pintar Diprediksi Gantikan Fungsi HP
Sierra Oktriasa dan Alden Hugo jadi Mojang Jajaka Pinilih Kota Cimahi 2024
Ini 5 Kebiasaan Orang Sukses Menurut Pengakuan Grace Tahir

Berita Terkait

Sabtu, 16 November 2024 - 17:19 WIB

Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua

Minggu, 10 November 2024 - 17:25 WIB

Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan

Senin, 4 November 2024 - 09:18 WIB

Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!

Minggu, 3 November 2024 - 11:43 WIB

Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik

Senin, 28 Oktober 2024 - 14:24 WIB

Menguak Keanekaragaman Hayati Langka di Sumedang

Berita Terbaru

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid Konferensi Pers di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024).

NASIONAL

Meutya Hafid Minta Platform Digital Perangi Judi Online

Sabtu, 16 Nov 2024 - 14:54 WIB