P2TP2A Garut Tangani 34 Kasus Kekerasan Seksual

- Editor

Senin, 8 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi

Ilustrasi

GARUT,bipol.co – Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut, Jawa Barat, mencatat selama 2019 ada 34 kasus kekerasan seksual atau asusila menimpa perempuan dan anak yang semuanya mendapatkan penanganan secara serius oleh P2TP2A dan instansi terkait lainnya.

“Kebanyakan sekitar 70 persen itu masalah kekerasan seksual,” kata Sekretaris P2TP2A Garut Rahmat Wibawa kepada wartawan di Garut, Minggu.

Ia menuturkan, kasus asusila yang tercatat P2TP2A Garut itu terdiri dari 18 kasus menimpa perempuan dewasa dan 16 kasus menimpa kalangan anak-anak dengan jumlah korban sebanyak 52 anak.

Menurut dia, jumlah kasus asusila terhadap anak di bawah umur itu korbannya cukup banyak, karena dalam satu pelaku ada yang melakukan perbuatan asusila lebih dari satu korban.

“Ada juga satu lokasi, pelakunya satu, korban banyak,” katanya.

Ia mengungkapkan, kasus asusila yang tercatat P2TP2A Garut itu bersifat laporan, lalu mendapatkan penanganan hukum, sementara di lapangan dipastikan banyak dan belum mau melaporkannya.

Menurut dia, banyak kasus yang tidak terdeteksi oleh P2TP2A Garut karena warga masih menganggap kejahatan seksual sebagai aib yang tidak perlu diketahui orang, bahkan ada juga yang beranggapan melapor justru menyulitkan karena harus mengeluarkan biaya untuk penanganan hukumnya.

“Masyarakat masih merasa tabu untuk melaporkan kasus seperti itu, apalagi kasus kekerasan seksual,” katanya.

Namun P2TP2A Garut, kata Rahmat, terus berupaya mensosialisasikan masalah perempuan dan anak agar masyarakat sadar dan mau melaporkannya apabila ada kejahatan seksual atau kekerasan terhadap anak di lingkungan sekitarnya.

Ia berharap, peran aktif masyarakat untuk mengawasi dan melaporkannya bisa mencegah terjadinya kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan sehingga generasi bangsa bisa terselamatkan.

“Sosialisasi dilakukan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya perlindungan dan mencegah terjadinya kekerasan menimpa perempuan dan anak,” katanya.(ant)

Editor : Herry Febriyanto

Berita Terkait

Cegah Inflasi, Pemkab Bandung Barat Selenggarakan Gerakan Pangan Murah
Kirmir Jebol TPU Cikutra, Pemkot Bandung Relokasi 19 Makam
Jabar Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Bencana Selama Libur Natal dan Tahun Baru
Jeje – Asep Ismail Terpilih, Harapan Baru untuk Bandung Barat yang Lebih Maju
Menengok Jalan di Kawasan Alun-alun Kota Cimahi Usai Dilakukan Penataan
Peringati HUT Ke-53 KORPRI, Sekda Indramayu Pimpin Ziarah Ke Taman Makam Pahlawan
Telan Rp10 Miliar, Gedung Setda Kabupaten Bandung yang Baru Diresmikan
BENCANA BANJIR Bey Machmudin Tinjau Solokanjeruk dan Dayeuhkolot Tanggul sungai jebol

Berita Terkait

Senin, 2 Desember 2024 - 15:36 WIB

Cegah Inflasi, Pemkab Bandung Barat Selenggarakan Gerakan Pangan Murah

Sabtu, 30 November 2024 - 10:22 WIB

Kirmir Jebol TPU Cikutra, Pemkot Bandung Relokasi 19 Makam

Sabtu, 30 November 2024 - 07:49 WIB

Jabar Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Bencana Selama Libur Natal dan Tahun Baru

Sabtu, 30 November 2024 - 06:49 WIB

Jeje – Asep Ismail Terpilih, Harapan Baru untuk Bandung Barat yang Lebih Maju

Jumat, 29 November 2024 - 20:24 WIB

Menengok Jalan di Kawasan Alun-alun Kota Cimahi Usai Dilakukan Penataan

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB