BMKG: Suhu Dingin di Bandung Fenomena yang Biasa atau Wajar

- Editor

Sabtu, 20 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suhu dingin yang terasa dalam beberapa hari terakhir di Bandung dan sekitarnya secara umum merupakan fenomena yang biasa atau wajar yang menandakan datangnya periode musim kemarau.* ist.

Suhu dingin yang terasa dalam beberapa hari terakhir di Bandung dan sekitarnya secara umum merupakan fenomena yang biasa atau wajar yang menandakan datangnya periode musim kemarau.* ist.

BANDUNG, bipol.co – Suhu dingin yang terasa dalam beberapa hari terakhir di Kota Bandung dan sekitarnya secara umum merupakan fenomena yang biasa atau wajar yang menandakan datangnya periode musim kemarau.

Intensitas hujan mulai berkurang dan puncak musim kemarau diperkirakan Agustus nanti.

Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Bandung, Tony Agus Wijaya, mengatakan suhu dingin di wilayah Bandung raya merupakan hal biasa.

“Iya itu normal, setiap tahunnya di bulan Juni-Juli seperti itu (suhu dingin),” kata Tony kepada wartawan, Sabtu (20/7/2019).

Menurut Tony, musim kemarau di Kota Bandung, dalam kondisi normal. Perkiraan musim tanpa hujan tersebut sudah dimulai sejak pertengahan Mei hingga Oktober mendatang.

“Curah hujan secara bertahap akan berkurang dan puncak musim kemarau di bulan Agustus. Setelah itu curah hujan, secara bertahap mulai meningkat dan di akhir Oktober, Kota Bandung akan memasuki musim hujan,” katanya.

Dia menyebutkan, saat ini curah hujan di Kota Bandung per 10 harinya adalah kurang dari 50 mm. Kondisi tersebut sudah terjadi sejak awal Juni.

Menurut Tony, faktor yang memengaruhi kondisi suhu saat ini disebabkan angin dominan bertiup dari tenggara, Australia, yang membawa udara dingin dan kering.

“Cuaca yang cerah, yang sedikit awan, menyebabkan sinar matahari yang menyinari permukaan bumi, terpantulkan kembali ke angkasa, sehingga saat dini hari, panas radiasi matahari di permukaan bumi lebih sedikit,” ujarnya. **

Editor: Hariyawan

Berita Terkait

Cegah Inflasi, Pemkab Bandung Barat Selenggarakan Gerakan Pangan Murah
Kirmir Jebol TPU Cikutra, Pemkot Bandung Relokasi 19 Makam
Jabar Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Bencana Selama Libur Natal dan Tahun Baru
Jeje – Asep Ismail Terpilih, Harapan Baru untuk Bandung Barat yang Lebih Maju
Menengok Jalan di Kawasan Alun-alun Kota Cimahi Usai Dilakukan Penataan
Peringati HUT Ke-53 KORPRI, Sekda Indramayu Pimpin Ziarah Ke Taman Makam Pahlawan
Telan Rp10 Miliar, Gedung Setda Kabupaten Bandung yang Baru Diresmikan
BENCANA BANJIR Bey Machmudin Tinjau Solokanjeruk dan Dayeuhkolot Tanggul sungai jebol

Berita Terkait

Senin, 2 Desember 2024 - 15:36 WIB

Cegah Inflasi, Pemkab Bandung Barat Selenggarakan Gerakan Pangan Murah

Sabtu, 30 November 2024 - 10:22 WIB

Kirmir Jebol TPU Cikutra, Pemkot Bandung Relokasi 19 Makam

Sabtu, 30 November 2024 - 07:49 WIB

Jabar Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Bencana Selama Libur Natal dan Tahun Baru

Sabtu, 30 November 2024 - 06:49 WIB

Jeje – Asep Ismail Terpilih, Harapan Baru untuk Bandung Barat yang Lebih Maju

Jumat, 29 November 2024 - 20:24 WIB

Menengok Jalan di Kawasan Alun-alun Kota Cimahi Usai Dilakukan Penataan

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB