Pada semester I 2019, pendapatan konsolidasi Telkokm tercatat Rp69,35 triliun, tumbuh 7,7 persen (Year on Year/YoY), dengan EBITDA (Earnings Before Interest Tax Depreciation Amortization) yang juga mengalami peningkatan sebesar 16,9 persen menjadi Rp33,12 triliun.
Pencapaian ini tak lepas dari fokus perseroan terhadap mesin utama pertumbuhan yakni bisnis digital yang konsisten tumbuh dan menunjukkan kinerja positif yang meningkat signifikan sebesar 22,6 persen YoY menjadi Rp48,29 triliun.
Kontribusi bisnis digital juga meningkat menjadi 69,6 persen dari total pendapatan pada semester I 2019, di mana pada periode yang sama tahun 2018 sebesar 61,2 persen. Pendapatan bisnis digital terdiri atas pendapatan layanan konektivitas broadband sebesar Rp38,7 triliun atau tumbuh 24,4 persen dan layanan digital sebesar Rp9,59 triliun atau tumbuh 15,6 persen.
Sementara itu, pada Juni 2019, Telkomsel entitas anak usaha Telkom tengah fokus terhadap bisnis digital juga menunjukkan kinerja yang semakin baik dengan membukukan pendapatn Rp45,11 triliun, EBITDA Rp24,23 triliun dan laba bersih Rp12,71 triliun, atau masing-masing tumbuh 5,5 persen, 9,0 persen dan 8,4 persen dari periode sama tahun lalu.
Telkom memiliki 167,8 juta pelanggan, di mana 66,3 persen di antaranya atau sebesar 111,2 juta merupakan pelanggan data. Lalu lintas data meningkat tajam hingga 56,0 persen menjadi 2.961 petabyte.
Untuk mengembangkan infrastruktur digital Telkomsel juga telah membangun 15.117 BTS berbasis 4G pada semester I 2019, sehingga total BTS 4G Telkomsel menjadi sebanyak 71.789 unit. Hingga saat ini, Telkomsel memiliki 204.198 unit BTS dengan 75,4 persen diantaranya adalah BTS 3G dan 4G/LTE.
Layanan triple play IndiHome sepanjang semester I membukukan pendapatan Rp8,8 triliun, dengan pertambahan jumlah pelanggan baru dalam tiga bulan terakhir 479 ribu pelanggan baru. Total pelanggan hingga Juni 2019 menjadi 6 juta atau tumbuh 45,1 persen dibanding semester pertama tahun lalu.
Belanja modal perseroan di semester 2019 ini sebesar Rp15,1 triliun, dengan alokasi terutama digunakan untuk membangun infrastruktur broadband baik untuk mobile maupun fixed broadband. Pada bisnis mobile, belanja modal dialokasi untuk pengembangan kualitas dan kapasitas jaringan 4G serta pengembangan sistem IT.
Sementara untuk fixed broadband, belanja modal digunakan untuk pembangunan jaringan akses serat optik ke rumah serta jaringan backbone. Hingga pertengahan tahun 2019, Telkom telah membangun tambahan backbone serat optik sepanjang sekitar 2.600 km.
Semester 2019 menjadi milestone penting perusahaan, dimana Telkom mampu menunjukkan kinerja yang semakin membaik. Kami optimis, Telkom dapat terus meningkatkan kinerjanya baik finansial maupun operasional, pada akhir tahun 2019 nanti,” ujar Ririek. (ant)