SOREANG, bipol.co -Menghadapi musim kemarau ini, warga Desa Margahayu Tengah, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, tampaknya tidak terlalu cemas dengan krisis air bersih. Pasalnya, persediaan air bersih bagi warga Desa Margahayu Tengah cukup memadai.
Pihak pemerintah desa setempat sudah membangun saluran air bersih yang bisa menysuplai 1.950 kepala keluarga (KK).
Menurut Kepala Desa Margahayu Tengah, Drs. Asep Zaenal Mahmud, pengelolaan air bersih yang dibangun sejak 2015 atau sejak awal ia menjabat kepala desa itu telah dipasang di 2.700 rumah.
“Alhamdulillah dengan dibangunnya sarana air bersih, mesti kemaràu masyarakat di sini tidak kekurangan air bersih, padahal dulu sangat kekurangan karena kualitas air permukaan sangat jelek,” ujar Asep Zaenal Mahmud, saat ditemui di Kantor Desa Margahayu Tengah, Kamis petang kemarin.
Dijelaskan, sarana air bersih tersebut dikelola Badan Usaha Milik Desa (BumDes) Bhakti Persada. Saat ini sudah dibangun 28 titik pengeboran air, di sejumlah lokasi sesuai keberadaan pelanggan, dengan kedalaman pengeboran 100 meter tiap titik.
Asep Zaenal mengatakan saat ini hasil pengelolaan air bersih yàng dikelola Bumdes tersebut sudah mencapai Rp1 miliar per tahun.
“Pelanggan hanya dikenakan Rp3.000 per meter kubik. Jadi harganya sangat murah bila dibandingkan air PAM atau penjuàl keliling,” papar Asep.
Hasil pengelolaan air, tutur Asep, di antaranya sebesar 10 persen digratiskan untuk lembaga sosial, masjid, lembaga pendidikan, serta warga miskin. Bahkan disalurkan untuk beasiswa bagi 28 murid SD dan SMP. Termasuk pengadaan mobil ambulan dan wakaf makam, sumbangan bagi 15 mesjid jami masing-masing Rp1 juta serta 30 mushola sebesar Rp500 ribu per musola per triwulan.
Dari penghasilan air bersih terasebut, juga digunakan untuk jatah tiap RT sebesar lima persen dan RW 10 persen. Sebesar 25 persen untuk honor pegawai yang jumlahnya mencapai 52 orang, biaya operasional serta biaya listrik dan yang masuk bagi Bumdes sebesar 25 persen.
“Bagi pelanggan yang menunggak pembayarannya, pelayanan air bersihnya tidak diputus, tapi tunggakannya tetap ditagihkan,” tutur Asep.
Tidak heran bila keberhasilan pengelolaan air bersih di Desa Margahayu Tengah, kini jadi percontohan skala nasional.
“Bahkan kementrian selalu mengarahkan ke sini bila ada kunjungan atau studi banding dari daerah lain ke Kabupaten Bandung,” kata kepala desa yang akan segera berakhir masa jabatannya dan didorong untuk mencalonkan kembali pada pemilihan kepela desa serentak tahun ini.**
Reporter: Dedi Ruswandi
Editor: Hariyawan