SUKABUMI, bipol.co -Bunda Literasi Kota Sukabumi, Hj. Fitri Hayati Fahmi meresmikan pencanangan Gema Wijaya (Gerakan Membaca SDN Brawijaya) di SDN Brawijaya, Jalan Brawijaya Nomor 15 Kota Sukabumi, Senin (12/8/2019). Dia mengapresiasi inovasi yang diluncurkan SDN Brawijaya tersebut karena dapat meningkatkan budaya literasi di kalangan anak sekolah.
“SDN Brawijaya bisa menjadi sekolah percontohan dalam gerakan membaca. Gerakan membaca harus didukung juga oleh orang tua siswa,” kata Fitri setelah peresmian Gema Wijaya di SD yang terletak di Kelurahan/Kecamatan Gunungpuyuh tersebut.
Menurutnya, gerakan membaca dan literasi di sekolah bisa berjalan dengan baik kalau disokong oleh semua pihak, mulai para guru, komite, dan orang tua siswa. Dia menyatakan, gerakan membaca dapat menaikkan derajat peradaban sebuah kota.
Agar Gema Wijaya dapat mencapai targetnya, ujar Fitri, sekolah harus menyiapkan perangkat sistem dan aturan. Gerakan tersebut harus disertai sistem pemberian penghargaan kepada siswa yang sering datang ke perpustakaan. Untuk siswa berusia remaja yang bersekolah di SMP dan SMA dapat diberlakukan sanksi dimasukkan ke dalam perpustakaan jika melakukan pelanggaran etika atau disiplin.
“Di perpustakaan mereka disuruh membaca buku tentang kedisiplinan dan etos kerja. Para guru tidak harus ceramah saat memberikan hukuman. Untuk siswa SD, buku yang harus diperbanyak adalah buku cerita yang berisi pesan-pesan moral,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala SDN Brawijaya, R Histato D Kobasah yang belum satu bulan memegang jabatannya menjelaskan, Gema Wijaya mendapat dukungan dari komite sekolah dan para orang tua siswa. Salah satu bentuk dukungan dari orang tua siswa adalah membuat sudut baca dan rak buku di setiap kelas.
“Dukungan dan partisipasi sangat luar biasa dari semua pihak, termasuk para orang tua siswa yang mendorong sekolah kami menjadi sekolah literasi,” ujar Histato.
Predikat yang disematkan oleh Bunda Literasi kepada SDN Brawijaya sebagai sekolah literasi percontohan merupakan kebanggan tersendiri bagi Histato. Dalam implementasinya, Gema Wijaya juga diterapkan di rumah dan warga yang tinggal di sekitar sekolah. Setiap Rabu, sekolah menjalankan sesi readathon atau membaca 42 menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
“Sebagai sekolah literasi, kami membangun sudut baca, pojok baca, dan gazebo untuk membaca. Kami juga akan menggelar workshop bagi guru-guru dan orang tua siswa untuk membuat review buku. Kemampuan mereview buku juga harus dimiliki para siswa,” kata Histato.
Pada peresmian Gema Wijaya tampak hadir Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Sukabumi, Hj. Nicke Siti Rahayu yang membawa serta armada perpustakaan kelilingnya.
Reporter : Firdaus
Editor : Deden .GP