Wagub Akui Pesantren di Pedesaan Belum Tersentuh Program OPOP

- Editor

Selasa, 27 Agustus 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum. * ist.

Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum. * ist.

BANDUNG, bipol.co – Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, mengakui masih banyak pondok pesantren di Jawa Barat belum tersentuh program One Pesantren One Product (OPOP). Untuk itu, dirinya mendorong seluruh pondok pesantren melek digital agar bisa memanfaatkan program tersebut.

“Banyak pesantren di daerah, di kampung, tidak tersentuh OPOP. Padahal OPOP adalah program kami untuk membantu pondok pesantren yang belum maju, pondok pesantren yang ekonominya pas-pasan,” ujar Uu di Bandung, Selasa (27/08/2019).

Uu mengungkapkan, saat ini program OPOP masih didominasi pondok pesantren yang dinilai maju dan ada di wilayah perkotaan. Namun, dirinya tidak mempermasalahkan hal tersebut karena menjadi hak bagi seluruh pesantren, baik di perkotaan maupun pedesaan.

Hanya saja, lanjut Uu, pihaknya ingin agar ke depannya ada perpindahan segmen pemanfaatan program OPOP dari pesantren maju di perkotaan kepada pesantren tertinggal di pedesaan, sehingga program tersebut bisa juga dirasakan seluruh pondok pesantren yang benar-benar membutuhkan bantuan pemerintah.

“Harus ada perpindahan segmen kepada pesantren yang santrinya sedikit, asramanya kurang bagus, ajengannya masih di lembur tara ka kota, dan ajengannya tidak maen proposal, itu kami harapkan di tahun depan terutama OPOP,” ujarnya.

Dijelaskannya, setiap pesantren yang memanfaatkan program tersebut akan mendapat bantuan sebesar Rp25 juta setelah melakukan pelatihan sesuai bidangnya. Bantuan tersebut, tentunya dirasa besar bagi pesantren yang ada di pedesaan, sedangkan pesantren maju tentunya akan menilai uang tersebut kecil.

“Kalau untuk pesantren kecil di lembur 25 juta ini besar, tapi pesantren maju di perkotaan, buat apa uang 25 juta, menurut pemikiran kami. Ini kembali kepada pesantren di daerah. Harus melek digital, menguasai digital, dan menguasai dunia,” kata dia.

Dari sebanyak 4.000 pondok pesantren di Jawa Barat yang mendaftar, Pemprov Jabar mencatat ada sebanyak 1.070 pondok pesantren yang memanfaatkan program OPOP. Jumlah tersebut, didominasi pesantren-pesantren di perkotaan yang dinilai telah maju.**

 

Reporter: Iman Mulyono

Editor: Hariyawan

Berita Terkait

Cegah Inflasi, Pemkab Bandung Barat Selenggarakan Gerakan Pangan Murah
Kirmir Jebol TPU Cikutra, Pemkot Bandung Relokasi 19 Makam
Jabar Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Bencana Selama Libur Natal dan Tahun Baru
Jeje – Asep Ismail Terpilih, Harapan Baru untuk Bandung Barat yang Lebih Maju
Menengok Jalan di Kawasan Alun-alun Kota Cimahi Usai Dilakukan Penataan
Peringati HUT Ke-53 KORPRI, Sekda Indramayu Pimpin Ziarah Ke Taman Makam Pahlawan
Telan Rp10 Miliar, Gedung Setda Kabupaten Bandung yang Baru Diresmikan
BENCANA BANJIR Bey Machmudin Tinjau Solokanjeruk dan Dayeuhkolot Tanggul sungai jebol

Berita Terkait

Senin, 2 Desember 2024 - 15:36 WIB

Cegah Inflasi, Pemkab Bandung Barat Selenggarakan Gerakan Pangan Murah

Sabtu, 30 November 2024 - 10:22 WIB

Kirmir Jebol TPU Cikutra, Pemkot Bandung Relokasi 19 Makam

Sabtu, 30 November 2024 - 07:49 WIB

Jabar Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Bencana Selama Libur Natal dan Tahun Baru

Sabtu, 30 November 2024 - 06:49 WIB

Jeje – Asep Ismail Terpilih, Harapan Baru untuk Bandung Barat yang Lebih Maju

Jumat, 29 November 2024 - 20:24 WIB

Menengok Jalan di Kawasan Alun-alun Kota Cimahi Usai Dilakukan Penataan

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB