BANDUNG,bipol.co – Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan empat langkah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam menjalankan reformasi birokrasi.
Pertama, menyesuaikan organisasi pemerintahan dengan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2019, agar target yang tertera dalam RPJMD dapat direalisasikan.
Kedua, ketatalaksanaan. Artinya, semua kegiatan yang dilakukan harus mempunyai Standar Operasional Prosedur (SOP). Jika ada kegiatan yang telah mempunyai SOP, maka SOP-nya mesti dievaluasi. Bagaimanapun, SOP harus disesuaikan dengan aturan dan target yang ingin dicapai Pemprov Jawa Barat.
Ketiga, penataan undang-undang yang umumnya kerap dilupakan oleh instansi pemerintahan. Padahal, UU itu bersifat dinamis. Jika ada perubahan, maka semua struktur organisasi berubah dan mesti disesuaikan. Untuk tahap ini, Pemdaprov Jawa Barat masih melakukan evaluasi.
Keempat, terkait pengelolaan SDM. Pemprov Jawa Barat sekarang ini mempunyai instrumen baru dalam penempatan jabatan, yaitu mengukur kompetensi pegawai, sehingga kapabilitas dan posisi yang ditempati sejalan. Ini sesuai kredo, ASN yang tepat di posisi yang sesuai atau the right man on the right place.
Rotasi dan mutasi pejabat Eselon III di lingkungan Pemdaprov Jabar pada 1 Juli 2019 menjadi salah satu bukti. Saat itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memastikan rotasi dan mutasi telah melalui pertimbangan matang dan prosesnya berlangsung secara objektif. Sebab, kata dia, tujuan dari rotasi dan mutasi adalah mengakselerasi pembangunan di Jawa Barat.
“Agar rotasi mutasi dapat dilakukan secara objektif, Pemdaprov Jawa Barat memperkenalkan metode baru yang bernama peer-review dimana sesama kolega boleh mengomentari eksistensi koleganya. Bawahan menilai atasan. Atasan ke bawahan. Kolega dari samping kiri ataupun samping kanan,” katanya.
Senada dengan Kang Emil, Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum atau Kang Uu, mengaku selama setahun memimpin Jawa Barat, banyak pelajaran yang didapatnya, terutama dalam hal berkomunikasi yang semakin terbangun dengan Gubernur, para kepala dinas dan masyarakat.
Ia juga semakin memahami peta masyarakat Jawa Barat yang memiliki beragam perbedaan dalam hal komunikasi dan budaya, khususnya diantara warga Jawa Barat di kawasan Priangan Timur, Pantura, Bandung Raya yang semakin memperkaya wawasan dan pemahamannya terkait berbagai permasalahan yang ada di Jawa Barat.
Menurut Kang Uu, ia dan dan Kang Emil sudah menjalankan beragam program untuk mewujudkan visi Jabar Juara Lahir Batin.
“Alhamdulillah, selama satu tahun ini, kami sudah banyak melangkah, meski belum semua program dapat terwujud, namun hasilnya sudah banyamk dirasakan oleh masyarakat,” ungkapnya.
“Banyak program yang sudah dikerjakan, ada banyak perubahan selama satu tahun RINDU memimpin Jawa Barat, meski belum sempurna. Program yang dijanjikan dalam kampanye pun sudah terwujud, diantaranya Kredit Mesra, One Pesantren One Product, memang belum sempurna, dan butuh waktu. Tapi progresnya sudah luar biasa,” tambahnya.
Selain dengan Pentahelix, Kang Uu juga terus membangun komunikasi dengan kalangan ulama, agar tak hanya pembangunan fisik, pembangunan mental dan upaya peningkatan keimanan dan ketaqwaan juga berjalan seiring dengan dukungan para ulama.
Pada tahun kedua kepemimpinan RINDU, menurut Kang Uu, RINDU akan fokus pada upaya peningkatan kesejahteraan dan penurunan kemiskinan. Salah satunya dengan mendorong agar para pemuda di Jawa Barat terus bergerak dan membuat perubahan.
“Anak muda Jawa Barat harus senantiasa aktif, bergerak, dan tidak diam, berkarya di segala bidang, sehingga usia produktif yang mereka miliki dapat disalurkan kepada kegiatan positif dalam upaya menghadirkan Jabar Juara Lahir Batin,” tegasnya.(rls)
Editor : Herry Febriyanto