BOGOR.bipol.co – Sebanyak 50 peserta program Young Planning Professionals (YPP) dari 19 negara mengunjungi Kota Bogor, Kamis (5/9/2019). Mereka disambut dengan hangat oleh Wali Kota Bogor Bima Arya di Ruang Sri Bima, Balaikota Bogor.
Sembari disuguhi kudapan tradisional seperti rebusan talas, kacang dan jagung, para peserta diceritakan mengenai sejarah dan arah pembangunan Kota Bogor oleh Bima Arya.
Menurut Bima, Kota Bogor merupakan daerah yang paling berkarakter ketimbang daerah lain di Jabodetabek. Banyak hal yang mendasari Kota Bogor menjadi salah satu kota paling berkarakter, diantaranya Bogor merupakan ibu kota kerajaan sunda Pajajaran, adanya Kebun Raya Bogor, Istana Kepresidenan bahkan Presiden Joko Widodo lebih memilih Istana Bogor sebagai tempat tinggalnya selama menjabat sebagai presiden.
“Kami berkomitmen mewujudkan tiga identitas kota yang kuat sebagai pilar, yakni Kota Pusaka (Heritage City), Kota Hijau (Green City) dan Kota Pintar (Smart City). Itu tiga identitas yang kemudian diturunkan di semua rancangan pembangunan kegiatan-kegiatan di setiap dinas,” ungkap Bima.
Namun, untuk mewujudkan itu, kata Bima, banyak tantangan yang harus dihadapi salah satunya terkait jumlah penduduk, transportasi hingga lingkungan. “Jabodetabek memiliki jumlah penduduk sekitar 32 juta jiwa. Ini merupakan megacity nomor dua terbesar di dunia setelah Tokyo dan sekitarnya. Bisa jadi, 10-15 tahun lagi Jabodetabek akan menjadi megacity nomor satu di dunia,” jelasnya.
Untuk itu, lanjutnya, perlu dilakukan kolaborasi Pentahelix yang melibatkan peran pemerintah, pelaku usaha, komunitas, akademisi, dan media massa. Ia meyakini, Pentahelix ini menjadi cara yang tepat untuk mengikat semua pihak dalam pembangunan, juga memberikan solusi, langkah-langkah terobosan dalam mengatasi keterbatasan dana dan sumber daya manusia di Pemerintah Daerah.
Bima Arya juga menayangkan sejumlah video pendek kepada para tamu lintas negara tersebut, salah satunya mengenai Pesta Rakyat Cap Go Meh yang kental semangat kebersamaan dalam keberagaman.
Selanjutnya, rombongan diajak untuk menaiki Bus Wisata Uncal menuju kawasan Suryakencana, Bogor Tengah. Menurut Koordinator Program Young Planning Professionals (YPP) Meiriana, kegiatan ini bagian dari acaranya Kongres Perencanaan Kota Sedunia (ISOCARP) 2019 yang akan diadakan di Jakarta dan Bogor. “Nanti di Bogor akan ada pembukaannya pada 9 September, rencananya akan dibuka oleh Presiden Jokowi,” ungkap Meiriana.
Ia menambahkan, kunjungan ke Kota Bogor, khususnya Suryakencana ini merupakan pre event dari agenda utama nanti. “Workshop kita lagi ambil salah satunya studi di Jalan Suryakencana. Alasannya karena Kota Bogor eksotik, ada permasalahan dan kami diminta Pak Wali untuk bisa berkontribusi untuk Kota Bogor. Nanti hasil pertemuan ini juga akan diberikan kepada walikota untuk menjadi salah satu rekomendasi untuk penataan Suryakencana,” jelasnya.
Kongres Perencanaan Kota Sedunia (ISOCARP) ke-55 akan dihelat di Jakarta dan Bogor selama lima hari mulai 9-13 September 2019 mendatang. Itu akan menjadi pertama kalinya kongres ini diadakan di Asia Tenggara.
Sekitar 500 pakar dan perencana kota dunia dari 40 negara akan hadir dalam kongres tersebut untuk mendiskusikan masa depan perencanaan kota dan metropolitan dunia, termasuk membahas perencanaan kota baru. (rls)
Editor Deden .GP