Jatim Diguncang Gempa

- Editor

Kamis, 19 September 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA.bipol.co- Dua gempa  di wilayah laut Jawa pada Kamis(19/9) terjadi akibat deformasi atau perubahan batuan pada Lempeng Indo-Australia, kata Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono.

“Gempa ini juga menjadi bukti bahwa aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia di kedalaman 500 kilometer di bawah Laut Jawa masih aktif. Di bawah Laut Jawa tersebut Lempeng Indo-Australia menunjam dan menukik curam hingga kedalaman lebih dari 600 kilometer,” ungkap Daryono dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (19/9/2019) sore.

Sebelumnya, telah terjadi gempa di wilayah laut Jawa pada pukul 14.06 WIB dan 14.31 WIB pada Kamis, dengan kekuatan masing-masing memiliki magnitudo 6,1 SR dan 6,0 SR dengan jarak episenter 21 kilometer. Gempat itu sangat terasa di daerah Jawa Timur sampai ke Bali.

Gempa jenis dalam atau deep focus earthquake itu berlokasi di laut sekitar 88 km arah timur laut kota Rembang, Jawa Tengah di kedalaman 620 km. Gempa kedua terjadi 75 km timur laut kota Rembang dan terjadi di kedalaman 623 km.

Kedua gempa itu dirasakan getarannya sampai ke Madura, Malang, Denpasar, Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Sumbawa. Belum ada laporan dampak kerusakan akibat gempa tersebut dan tidak berpotensi tsunami.

Alasan mengapa getaran gempa itu terasa cukup jauh adalah karena hiposenter atau pusat gempa yang dalam sehingga spektrum guncangan dirasakan dalam wilayah yang luas. Gempa dengan kedalaman melebihi 300 km sendiri merupakan fenomena alam yang menarik karena jarang terjadi.

“Ada teori yang menjelaskan kaitannya dengan perubahan sifat kimiawi batuan pada suhu dan tekanan tertentu,” ungkap Daryono dalam siaran persnya.

Aktivitas seismik ini sendiri, menurut Daryono, terjadi karena adanya pengaruh gaya slab pull yaitu gaya tarik lempeng ke bawah akibat tarikan gravitasi Bumi yang ditandai dengan mekanisme sumber gempa yang berupa sesar turun. (ant)

 

Editor   Deden .GP

Berita Terkait

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji
Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024
Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali
Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air
Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer
Qari Asal NTB Ini Kembali Raih Juara 1 MTQ Internasional
Menag Serukan Perjuangan Kolektif Bela Hak Palestina
Dukung Asta Cita Swasembada Pangan, Padat Karya Irigasi Kementerian PU Tahun 2024 Jangkau 12.000 Lokasi

Berita Terkait

Sabtu, 30 November 2024 - 20:46 WIB

Sekjen FSGI Klarifikasi Soal Pengumuman Prabowo: Jadi Tidak Ada Istilah Kenaikan Gaji

Jumat, 29 November 2024 - 20:08 WIB

Gerakkan Ekonomi Nasional, Komdigi Dukung Kampanye Harbolnas dan BINA 2024

Senin, 25 November 2024 - 19:40 WIB

Dekranasda Jabar Jajaki Kerja Sama dengan Pusat Oleh-oleh Dewata Nusantara Bali

Senin, 25 November 2024 - 14:24 WIB

Usai Lawatan ke Enam Negara, Presiden Prabowo Subianto Tiba di Tanah Air

Minggu, 24 November 2024 - 18:24 WIB

Buka Jendela Jawa Barat di Bali, Amanda: Pameran Efektif untuk Menarik Buyer

Berita Terbaru

BAZNas Sumedang bekerjasama dengan BAZNas RI berhasil membangun kembali rumah milik Adun (73) tidak layak huni di Dusun Tarogong, RT 008 RW 003, Cijeungjing l, Kecamatan Jatigede. Foto: Humas Sumedang.

NEWS

BAZNas Perbaiki Rumah Adun yang tidak Layak Huni

Senin, 2 Des 2024 - 16:08 WIB