Pasalnya di surat telegram kapolri 8 November 2019 yang berisi mutasi 206 perwira Polri tidak ada yang menduduki posisi Kabareskrim.
“Mutasi di tubuh Polri kali ini terlihat sangat aneh. Bagaimana tidak, yang posisinya kosong sekarang ini kan jabatan kabareskrim, tapi kenapa jabatan yang kosong itu belum diisi dalam mutasi ini, justru yang dimutasi sejumlah posisi yang sesungguhnya belum begitu mendesak untuk direposisi,” kata Ketua Presidium IPW Neta S. Pane saat dihubungi, Jakarta, Sabtu (9/11).
“Adanya tarik menarik yang kuat menyangkut posisi kabareskrim. Ada indikasi intervensi jalur kekuasaan untuk mendudukkan figur tertentu sebagai kabareskrim, sementara internal Polri menilai figur tersebut masih sangat junior dan menginginkan tampilnya figur senior yang menjadi kabareskrim baru,” ucapnya.
Ia juga menilai bahwa beberapa sosok yang ditunjuk Kapolri Jenderal Idham Azis untuk menempati jabatan strategis dalam mutasi tersebut, adalah pihak-pihak yang memiliki kedekatan dengan kapolri.
Sebelumnya, sebanyak 206 perwira tinggi dan perwira menengah Polri mendapatkan mutasi jabatan yang tercantum dalam Surat Telegram Kapolri Nomor/ ST/3020/XI/KEP./2019 tertanggal 8 November 2019. (ant)