JAKARTA.bipol.co – Sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) telah melaporkan kinerja keuangan sepanjang 2018. Namun, ada satu perusahaan pelat merah yang hingga kini masih belum mengumumkan hasil jerih payah kerja-kerja mereka, yaitu PT Pertamina (Persero). Padahal, publik menanti-nanti berapa besaran laba yang bakal dikantongi BUMN migas tersebut. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan laporan keuangan Pertamina sepanjang 2018 masih dalam tahap audit.
“Tunggu ya, nanti 9 Maret 2019 hasil auditnya keluar, nanti pasti akan dipublikasikan,” Nicke di sela rapat koordinasi BUMN 2019 di JCC, Jakarta, belum lama ini . Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyinggung perihal laba Pertamina yang disebut mencapai Rp 20 triliun. Hal itu jelas meroket dibandingkan capaian hingga kuartal III-2018, yaitu Rp 5 triliun.
Data itu diketahui dari paparan Kementerian BUMN saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, beberapa waktu lalu. Direktur Keuangan Pertamina Pahala Mansury mengungkapkan laba perseroan pada tahun buku 2018 akan berada di atas Rp 5 triliun. “Pasti, mudah-mudahan (di atas Rp 5 triliun),” kata Pahala ditemui terpisah.
Laba bersih perseroan tahun lalu turun dari US$ 3,15 miliar di 2016 menjadi US$ 2,4 miliar di 2017 atau Rp 36,4 triliun (kurs Rp 13.500). Penurunan disebabkan belum ada kebijakan penyesuaian harga premium dan solar. “Hal itu berimbas pada laba bersih,” kata Dirut Pertamina ketika itu Elia Massa Manik di Gedung DPR, Jakarta.
Terlepas dari laporan keuangan 2018, Pertamina telah menyiapkan strategi untuk memperkuat keuangan perusahaan pada tahun ini. Investasi jadi kata kunci. “Kami kan sudah menunjuk kontraktor EPC itu kan untuk RDMP Balikpapan. Lalu kami lakukan digitalisasi SPBU agar bisa melakukan penyaluran tetap tepat sasaran lalu kemudian melakukan efektivitas biaya baik di upstream, downstream, dan midstream,” kata Pahala di Jakarta, pekan lalu. (dgp)