“Kriterianya adalah CdM Olimpiade itu yang paling utama adalah peduli bukan hanya cabor yang dia pimpin, tapi semua cabor yang berpotensi untuk lolos kualifikasi olimpiade,” ujar pria yang akrab disapa Okto itu di Kantor KOI, Jakarta, Minggu (22/12).
Harapan tersebut didasari pengalamannya yang juga sempat menjadi CdM Kontingen Indonesia di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brazil.
Berkaca pada pengalamannya memimpin Kontingen Merah Putih di ajang olimpiade, Okto berharap CdM terpilih bisa berhubungan baik dengan cabang olahraga terkait, untuk mengetahui kesiapan para atlet tampil di olimpiade 2020.
“Harus bisa berhubungan baik dengan cabor terkait kelolosan mereka di olimpiade, karena setiap cabor itu mempunyai sistem kualifikasi yang berbeda-beda, jadi harus paham soal itu,” katanya.
Siapapun yang mengisi posisi CdM nanti, lanjut Okto, mempunyai tugas yang cukup berat sebab harus mengawal setiap cabang olahraga berpotensi agar bisa lolos kualifikasi.
“Sebelum mendapatkan medali, di olimpiade itu yang utama adalah bagaimana caranya lolos kualifikasi dulu,” katanya.
Satu hal lain yang disoroti Okto adalah CdM terpilih juga turut bertanggung jawab mempromosikan Indonesia ke warga dunia. Hal itu penting dilakukan guna mewujudkan salah satu ambisi besar Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang menghelat pesta olahraga sekelas Olimpiade.
Sebelumnya, KOI telah mengajukan satu nama calon CdM untuk olimpiade 2020. Calon yang namanya masih dirahasiakan itu telah diberikan kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pekan lalu.
KOI menargetkan jumlah atlet yang dikirim ke Olimpiade 2020 bisa melampaui jumlah atlet pada Olimpiade 2016 sebanyak 28 orang. Apalagi beberapa cabang olahraga seperti angkat besi, bulu tangkis, renang dan panjat tebing mempunyai peluang besar lolos kualifikasi.
Hingga saat ini, Indonesia baru meloloskan tiga atletnya ke Olimpiade Tokyo, yakni Lalu Muhammad Zohri dari cabang atletik, Riau Ega Agatha dari cabang panahan, dan Vidya Rafika dari cabang menembak.
Sementara beberapa atlet dari cabang lainnya masih harus mengikuti berbagai kejuaraan pra-kualifikasi hingga April tahun depan guna meraih tiket menuju Olimpiade 2020 Tokyo. (ant)