CIBINONG.bipol.co –Pemerintah Kabupaten Bogor bentuk Tim Tanggap Daruruat, pasca bencana yang terjadi di Kabupaten Bogor pada awal tahun 2020.
Ketua Tim Tanggap Darurat, Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan, dalam rapat kordinasi , Senin (6/1), pemerintah Kabupaten Bogor melakukan rapat kordinasi sekaligus membentuk Tim Tanggap Darurat.
“Hari ini mengevaluasi yang sudah terjadi, dan apa yang sudah dilakukan dan apa saja yang belum dilakukan,” katanya di Pendopo Bupati Bogor.
Karena, memang bencana terutama di Kecamatan Sukajaya butuh waktu lama, untuk menyelesaikan semuanya, dan juga sangat dikhawatirkan dalam menangani bencana ini terjadi yang tidak diinginkan.
“Makanya kita ini ingin antisipasi, jangan sampai terjadi longsor lagi, apa yang harus dilakukan, makanya saya tadi rapat kordinasi dengan semua pihak yang terkait termasuk Forkompimda,” ungkapnya.
Yang pertama lanjut Bupati Bogor mengatakan ini adalah, mengantisipasi dan menangani penanganan pengungsi dan korban bencana longsor atau banjir. Dan apa yang mereka butuhkan juga harus terrealisasi.
“Berapa biayanya kita juga harus mulai menghitung, dan langkah apa yang harus dilakukan, karena kaitannya infrastruktur juga yang rusak, kemarin juga kita sudah lakukan pembukaan aksek, dan hari ini diupayakan bisa selesai dan dalam kurang waktu satu Minggu bisa terbuka akses utama,” jelas Ade.
Ketika setelah pembukaan akses lanjut Ade Yasin, pemerintah daerah juga harus sudah melakukan inventarisir korban lingsor, apakah nantinya akan pindah lagi ke tempat lain atau ke tempat semula.
“Atau memang harus di relokasi, karena banyak rumahnya terkubur berarti kondisi tanahnya tidak bagus untuk di tinggalli, dan masih ada juga yang bisa baik ke rumah nya juga ketika di investigasi bahwa lokasinya aman ditinggali kembali,” tutur Ade.
Dalam pembahasan tadi juga Ade menambahkan, pemerintah Kabupaten Bogor juga harus menyediakan tempat untuk relokasi, karena memang banyak rumah warga yang tidak mungkin ditinggali kembali.
“Nah mulai cari lokasi dari sekarang, mulai dari mana kan tidak mudah juga merelokasi, karena banyak warga juga berat untuk meninggalkan tempatnya semula, tapi kalau terpaksa kita harus berikan tempat buat mereka nyaman, ada kemungkinan di kecamatan sama atau di kecamatan sebelah,” tukasnya. (hms)
Editor Deden .GP