PROBOLINGGO.bipol.co – Petani garam di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur mengeluhkan anjloknya harga garam krosok yang saat ini masih tergolong rendah dibandingkan periode yang sama musim lalu yakni Rp1.000 per kilogram. “Kami khawatir harganya akan semakin anjlok beberapa pekan ke depan, padahal masih ada garam yang disimpan di gudang,” kata petani garam Nasution di Desa Kebonagung, Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Selasa (5/3/2019)
Menurutnya harga jual garam akhir Februari tahun lalu sebesar Rp1.500 per kilogram, kemudian harga itu mulai turun menjelang masa produksi garam. “Produksi garam rata-rata dimulai pada awal Mei dan turunnya harga biasanya saat persiapan membuat lahan garam pada bulan sekitar April, sehingga waktu itu petani menjual garamnya besar-besaran yang sebelumnya disimpan di gudang,” katanya.
Ia mengaku khawatir kejadian serupa terjadi menjelang produksi garam tahun ini karena saat ini petani garam di Probolinggo masih memiliki stok melimpah di gudangnya. “Kalau dijual besar-besaran dan bersamaan pasti harganya anjlok, sehingga saya harus jual garam di gudang pada Maret ini dan kalau masih tidak terjual, maka harga garam berapapun akan diterima petani,” ujarnya.
Sementara Ketua Himpunan Masyarakat Petambak Garam (HMPG) Kabupaten Probolinggo Buhar mengakui kondisi tersebut sangat dilematis bagi petani garam di Probolinggo.”Tidak ada yang bisa memastikan harga jual garam bulan depan lebih rendah atau lebih tinggi dibanding bulan ini, sehingga petani tetap harus jual garamnya,” katanya.
Menurutnya, strategi “bertahan” dengan tidak menjual garam yang dilakukan petani Kabupaten Probolinggo saat ini cukup berhasil menekan anjloknya harga jual di pasaran. Pada musim-musim sebelumnya, ketika harga garam krosok anjlok di tingkat petani bisa mencapai Rp500 – Rp850 per kilogram. “Saya mendapatkan informasi banyak garam di luar daerah yang mulai keluar gudang hingga Maret ini, bahkan kabarnya stok garam di Madura juga berkurag karena terserap pabrikan,” ucap warga Desa Pajurangan Kecamatan Gending tersebut.
Kalau stok garam di sejumlah daerah sudah menipis, lanjut dia, pihaknya memprediksi April nanti harga garam akan naik, meskipun tidak akan setinggi puncak harga tahun lalu. Ia mengatakan tahun lalu merupakan musim sejahtera bagi petani garam karena harga jual garam petani mencapai Rp2.000 – Rp3.500 per kilogram, namun saat ini maksimal Rp1.500 per kilogram. (ant)