Di sela-sela pembangunan gedung yang diinisiasi Yayasan Dana Sosial Priangan (YSDP) ini, wali kota mengatakan, Gedung Kebudayaan Tionghoa tersebut bisa menampung segala aktivitas budaya Tionghoa baik dalam konteks pelestarian dan pengembangan budaya. Tak hanya itu, gedung ini juga diharapkan dapat menjadi pendorong industri pariwisata Kota Bandung.
“Pembangunan gedung ini kita harapkan menjadi salah satu upaya semangat mengukuhkan kembali nilai-nilai budaya di Kota Bandung. Sekaligus simbol membangun kota dengan karakter masyarakat yang beragam,” tutur Mang Oded, sapaan akrabnya.
Tak hanya itu,ia juga berharap, Gedung Kebudayaan Tionghoa dapat mengembangkan dan melestarikan kebudayaan multidimensi yang bermanfaat bagi masyarakat. Khususnya dalam memantapkan visi Kota Bandung yang unggul, sejahtera, dan agamis.
“Saya juga mengajak masyarakat yang hadir di sini untuk bersama-sama menciptakan kerja sama yang baik antara seniman dan budayawan, pengusaha, pemerintah dan semua instrumen lainnya. Kita bersama sama menjaga nilai toleransi,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Dana Sosial Priangan (YSDP), Herman Widjaja menjelaskan, Gedung Pusat Kebudayaan Tionghoa akan mempunyai fasilitas yang menunjang terhadap minat dan pengembangan budaya.
“Nanti gedung ini mempunyai fasilitas seperti perpustakaan, pelatihan kaligrafi, xiang ci, taichi, dan lainnya. Kami ingin banyak menghasikan beragam kegiatan positif,” tuturnya.
Herman menuturkan, kebudayaan yang dipelihara dapat menghasilkan prestasi yang baik pula. “Pelajar yang intensif berlatih xiangie dan wushu, kemampuan intelektualnya berkembang baik. Bahkan beberapa anak dan santri yang diikutsertakan dan kompetisi nasional berhasil meraih prestasi,” katanya.
Dalam acara tersebut turut hadir sejumlah tokoh Jawa Barat. Di antaranya Popong Djundjunan, perwakilan tokoh nasional Tionghoa Ted Siong, Kaporlestabes Bandung Kombes Pol. Irman Sugema, serta Dandim 0618/BS Kol. Herry Subagyo. (hms)
Editor Deden .GP