“Stop tawuran di Kota Bogor. Pilihannya cuma dua, dibina atau dipenjarakan,” kata Bima Arya di Kota Bogor, Jumat (31/1)
Bima membuat tekad menghentikan tawuran pelajar di Kota Bogor karena pekan lalu terjadi tiga kali kali tawuran di lokasi berbeda. Tawuran itu mengakibatkan seorang pelajar meninggal dunia serta tiga pelajar lainnya terluka.
Tiga kali tawuran pelajar terjadi di Kelurahan Cimahpar Bogor Utara pada Selasa (21/1), di Kelurahan Tanah Baru Bogor Utara pada Sabtu (25/1) serta di Jalan RE Martadinata Bogor Tengah pada Sabtu (25/1).
Apel siaga diikuti oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Pemerintah Kota Bogor, personel polisi dari Polresta Bogor serta personel TNI dari Kodim 0606 Kota Bogor.
Apel siaga dilanjutkan dengan razia keliling Kota Bogor menyusuri lokasi-lokasi yang disinyalir menjadi tempat berkumpulnya para pelajar. Tim gabungan juga mendeteksi warung-warung yang menjual minuman keras yang diduga menjadi salah satu pemicu tawuran pelajar.
Tim gabungan juga menghapus coretan grafiti di tembok-tembok di ruang publik untuk menghilangkan simbol-simbol kelompok tertentu, termasuk kelompok pelajar. Coretan di tembok itu ditemukan di Jalan Padjadjaran, Terminal Baranangsiang dan di Tanah Baru. (net)