BANDUNG, bipol.co — Open Defecation Free (ODF) atau kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan sangat berhubungan erat dengan stunting. Lingkungan yang sehat, tidak tercemar, dan mendapatkan udara yang baik sangat mempengaruhi 1.000 hari kehidupan anak.
Hal itu diungkapkan Ketua Forum Bandung Sehat, Siti Muntamah, saat menjadi narasumber Bandung Menjawab bersama Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Widyastuti, dan Ketua Paguyuban Camat Kota Bandung, Firman Nugraha, di Taman Sejarah, Kota Bandung, Kamis (27/2/2020).
Menurut Siti, jika ingin menyelamatkan anak-anak, Kota Bandung harus ODF 100 persen. Untuk itu perlu inisiatif dari diri sendiri untuk mewujudkan Kota Bandung yang bersih.
“Jadi selain didorong oleh Pemerintah, kita juga harus inisiatif secara pribadi,” katanya.
Siti menilai, Pemkot Bandung terus berupaya agar Kota Bandung mencapai ODF 100 persen. Saat ini telah ada 7 kelurahan yang 100% ODF. Kelurahan lainnya masih membutuhkan septic tank komunal.
“Ada 200.000 KK yang masih BAB sembarangan, setiap orang per hari itu 200-300 gram. Kalau dijumlahkan bisa sampai 5 ton kotoran yang dibuang ke selokan atau sungai dan mencemari lingkungan. Jadi ada juga intervensi dari pemerintah yang sanitasinya di bawah 50 persen,” katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan Kota Bandung, Widyastuti, mengatakan ODF ini awalnya dari program sanitasi total berbasis masyarakat dari Kementerian Kesehatan berupa 5 pilar.
“Lima pilar itu, stop BAB sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan, pengelolaan sampah, dan pengelolaan limbah cari rumah tangga,” katanya.
Widyastuti mengungkapkan, target Sustainable Development Goals (SDGs) 2019, yaitu 100, 0, 100. Artinya, 100 persen masyarakat terakses air minum yang layak, 0 persen kawasan kumuh, dan 100 persen masyarakat terakses sanitasi dasar yang layak yaitu jamban sehat.
“Pada 2019 itu baru mencapai 64,02 persen, tetapi saat ini ada kenaikan di angka 68,48 persen, itu berkat dukungan dari Forum Bandung Sehat. Estimasinya dana dari pemerintah yang difokuskan ke ODF ini masih menyisakan 115.000 KK lagi, sehingga harus diselesaikan secara mandiri dari masyarakat, bisa CSR atau dibantu pihak lain,” katanya.
Sedangkan Ketua Paguyuban Camat Kota Bandung, Firman Nugraha, mengatakan, berbagai upaya ODF 100 Persen ini juga terus dilakukan di lembaga masyarakat, minimal sosialisasi bahaya, serta manfaat dari ODF, termasuk kegiatan lainnya.
“Kalau di Arcamanik banyak pemukiman padat. Kita cari solusi dan memberikan arahan terhadap kondisi tersebut, ada pemanfaatan lahan untuk septic tank komunal seperti di halaman dan gang,” katanya.
Menurut Firman, ada juga bantuan dari program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) untuk pembuatan septic tank, selain sebagai sarana prasarana, selain itu Bang Kasep juga sebagai solusi atas ide dari masyarakat.
“Kendala dari septic tank ini ada banyak sebab. Salah satunya warga yang tidak memiliki uang, sehingga pinjaman dari Bang Kasep (Bangga Kanggungan Septic Tank) ini pun jadi solusi, dan alhamdulillah pengembaliannya pun lancar, dan kebutuhannya jadi terpenuhi,” katanya.* humas.bandung.go.id
Editor: Hariyawan