BANDUNG, bipol.co – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat meminta kepada warga Jabar agar tidak melakukan panic buying terkait wabah virus corona atau Covid-19 karena berdasarkan pantauannya stok kebutuhan pokok masyarakat masih normal dan aman.
“Jadi kami bersama asosiasi ritel mengimbau masyarakat khususnya di Jawa Barat tidak perlu panik karena persediaan barang kebutuhan rumah tangga masih terjaga dan masih normal,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, M. Arifin Soendjayana, di Bandung, Rabu.
Arifin mengatakan Kementerian Perdagangan meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan provinsi dan kabupaten/kota beserta Satgas Pangan memantau dan mengantisipasi adanya panic buying akibat mulai masuknya virus Corona atau Covid-19 ke Indonesia.
Dia menuturkan keputusan itu disampaikan dalam rapat koordinasi ketersediaan pasokan dan stabilitas harga barang kebutuhan pokok yang digelar Kementerian Perdagangan di Jakarta.
“Salah satu keputusannya untuk memantau panic buying yang terjadi di lapangan tim satgas pangan provinsi dan kabupaten/kota segera turun ke ritel, distributor dan grosir,” kata dia.
Arifin sendiri memastikan pihaknya sejak pengumuman dua suspect covid-19 asal Depok awal pekan ini, langsung berkoordinasi dengan DPD Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jabar terkait kondisi barang kebutuhan pokok di lapangan.
Pihaknya juga memastikan berdasarkan informasi dari pihak prinsipal dan distributor barang kebutuhan pokok tidak ada kekosongan di gudang mereka.
Dia menuturkan secara umum, penjualan di toko ritel swalayan masih normal, memang ada kenaikan namun lebih banyak dikarenakan sesi awal bulan.
“Untuk penjualan beberapa produk makanan siap saji, makanan beku, mie instan, dan sejenisnya juga ada kenaikan tetapi belum signifikan karena pasokan juga masih normal,” tuturnya.
Akan tetapi pihaknya mengakui konsumen banyak membeli barang-barang yang berhubungan dengan sanitasi, sehingga ada beberapa toko yang kosong untuk barang-barang tersebut, utamanya produk masker dan antiseptik.
Dia menuturkan di beberapa outlet minimarket terlihat kosong dan kehabisan produk tersebut.
“Hal ini lebih disebabkan oleh toko minimarket tidak memiliki gudang yang cukup luas. Umumnya stock di toko minimarket hanya untuk seminggu,” tuturnya.
Namun dari laporan yang diterima pihaknya, untuk masker dan hand sanitizer stok kosong sejak awal Februari karena sudah tidak ada pengiriman dari pemasok.
“Untuk sabun cuci tangan antiseptic masih tersedia normal, ini bisa jadi pengganti hand sanitizer,” ujarnya.
Dengan kondisi tersebut pihaknya memastikan masyarakat tidak perlu khawatir dengan melakukan pembelian barang secara berlebihan.
“Tidak perlu khawatir, karena persediaan barang di luar masker dan sanitizer masih sangat terjaga dengan cukup,” kata dia.* ant
Editor: Hariyawan