BANDUNG, bipol.co – Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki, mengakui bahwa koperasi di Indonesia sebagian besar belum berkembang, padahal seharusnya sebagai soko guru perekonomian Indonesia, koperasi harus terus berkembang menjadi raksasa ekonomi seperti di negara-negara lain. Hal itu diungkapkan Teten saat peluncuran produk digital baru Bukalapak untuk warung tradisional di Gedung Sate Bandung, Minggu (8/3/2020).
“Selama ini koperasi yang hidup kebanyakan koperasi simpan pinjam. Padahal seharusnya koperasi berani masuk ke sektor-sektor industri atau komoditi besar seperti pertanian, perkebunan, industri, dan lain-lain. Di Negara maju bahkan koperasi bisa mengalahkan korporasi” katanya.
Menurut Teten, permasalah yang dihadapi untuk pengembangan koperasi di Indonesia selama ini adalah tidak adanya desain besar untuk pengembangan koperasi.
“Oleh karena itu, di masa saya negara akan mengarahkan koperasi masuk juga ke sektor-sektor industri besar. Dana yang kita sediakan cukup besar. Di Kementerian Koperasi saja ada sekitar 200 triliun di tahun 2020 untuk pengembangan UKM dan koperasi. Cukup besar untuk bisa dimanfaatkan” jelas Teten.
Warung tradisional menjadi salah satu sektor penting untuk dikembangkan karena warung tradisional merupakan kekuatan ekonomi rakyat yang paling real.
“Saya mengapresiasi peran Bukalapak dalam mengembangkan kapasitas warung tradisional dengan menjadikannya agen transaksi online atau digital dengan Mitra Bukalapak-nya. Saya yakin dengan ini, warung-warung tradisional akan memiliki nilai tambah ke depan” pungkas Teten. **
Editor: Hariyawan