BANDUNG.bipol.co – Banyak jalan menuju kelancaran. Pun, banyak cara mengurangi kemacetan. Salah satunya, seperti dilakukan Pemkot Bandung, dengan melakukan carpooling. Pemkot menggandeng aplikasi transportasi online Grab untuk uji coba sistem carpooling di Kota Bandung. Program yang diberi nama Grab to Work ini diluncurkan Jumat (8/3/2019).
Saat peluncuran, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengungkapkan, uji coba ini dilakukan sebagai upaya mengurangi kemacetan lalu lintas. Uji coba ini menyasar para Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Sekretariat Daerah, dan PD Kebersihan Bermartabat. “Ini adalah kegiatan positif, mudah-mudahan menjadi solusi kemacetan dengan mengurangi kendaraan pribadi,” ujar Kang Yana.
Carpooling adalah metode transportasi dengan berbagi perjalanan dengan menggunakan mobil sehingga satu mobil digunakan bersama-sama. Dengan cara ini, penumpang dengan satu arah yang sama tidak perlu berkendara sendiri-sendiri. Pemkot Bandung dan Grab mengadopsi metode carpooling ini untuk mengantarkan ASN ke tempat kerja. Pemkot Bandung dan Grab telah menetapkan 15 titik penjemputan. Tiga di antaranya adalah Terminal Cicaheum, Terminal Leuwipanjang, dan area Bandung Timur.
Kang Yana berharap, melalui program ini para ASN mulai bisa menyesuaikan diri sehingga tidak lagi membawa kendaraan pribadi ke kantor. Ia menilai, kendaraan tersebut hanya digunakan untuk pergi dan pulang kantor. Selebihnya, kendaraan tersebut disimpan di kantung-kantung parkir. “Utamanya ASN harus jadi teladan. Maka kita dorong ASN untuk ikut program ini,” katanya.
Dikemukakan Kepala Dishub Kota Bandung, Didi Ruswandi, dari 2,4 juta penduduk Kota Bandung, hanya 25% warga yang naik kendaraan umum. Oleh karena itu, pihaknya terus mengampanyekan untuk beralih moda transportasi dari pribadi ke publik.
“Carpooling ini menjadi salah satu cara agar warga bisa berkendara bersama-sama. Dengan Grab ini hanya permulaan. Kami sangat menerima ada mitra lain yang ikut program ini. Nama generiknya Carpooling. Untuk nama program bisa menyesuaikan,” jelasnya. Didi berharap warga juga menggunakan moda transportasi lain seperti bersepeda atau berjalan kaki jika jarak tempuhnya dekat. Hal itu juga berdampak signifikan untuk mengurai kemacaten.
Partner Engagement Excecutive Grab Jawa Barat, Mawaddi Lubby mengungkapkan, Grab to Work ini tetap menggunakan aplikasi Grab. Pada tahap ujicoba ini, para calon penumpang berkumpul di titik penjemputan. Mereka lalu hanya tinggal memesan Grab untuk mengantar mereka ke tempat tujuan. Grab telah menyiapkan 10 armada mitra dengan kapasitas enam penumpang untuk terlibat dalam program ini. Selama ujicoba berlangsung, penumpang tidak dikenakan biaya “Nanti kalau sudah tidak uji coba, tarifnya juga akan lebih murah karena dibagi rata dengan penumpang lainnya,” katanya. (rls)