Ia mengatakan industri perhotelan di wilayahnya saat ini berjalan lambat, lesu, dan terpuruk hingga terjun bebas akibat pandemi COVID-19.
“Okupansi hotel berada di angka 10 persen dan kemungkinan besar turun kembali di bawah 10 persen pada awal April 2020,” katanya di Cikarang, Senin (30/3).
“Ada dua hotel tidak perlu kami sebutkan namanya karena sudah kami sampaikan juga datanya ke dinas. Jika kondisi ini terus berkepanjangan tidak menutup kemungkinan ada lagi yang akan tutup,” ungkapnya.
Komunitas GM Hotel Kabupaten Bekasi kini tengah menunggu respons Dinas Pariwisata dan Persatuan Hotel Republik Indonesia (PHRI) atas surat yang telah dilayangkan secara resmi pada minggu lalu.
“Kami mau membicarakan langkah apa yang akan dilakukan Pemerintah Kabupaten Bekasi ke depan,” ungkapnya.
Pihaknya berharap ada kebijakan dari Pemkab Bekasi yang dapat membantu meringankan industri perhotelan agar operasional hotel bisa berjalan dan bertahan dalam situasi saat ini.
“Pertama kami akan bicarakan analisa situasi dan seperti apa kebijakan dari Pemkab. Kami berharap ada keringanan kewajiban pajak,” ucap dia.
Manajemen hotel juga berharap Pemkab Bekasi memperhatikan nasib bisnis hotel terlebih Pemerintah Pusat sendiri sudah memberikan restu untuk keringanan pajak bagi sektor pariwisata.
“Di Pemerintah Depok sudah memberikan kebijakan keringanan untuk industri hotel. Kami harap daerah lain dan Kabupaten Bekasi juga bisa seperti itu,” kata Herwin. (net)