SUKABUMI, bipol.co – Berawal dari hobi memelihara unggas jenis puyuh, Dudih Ruhyadi, warga RT 02/RW 02, Kampung Jeruk Nyelap, Kelurahan Situ Mekar, Kecamatan Lembur Situ, Kota Sukabumi, kini bisa meraup keuntungan kurang lebih Rp3-4 juta perbulan.
Dudih yang awalnya hanya memelihara puluhan ekor puyuh, kini berkat ketekunan dan konsisten terhadap hobinya untuk dikembangkan menjadi ladang usaha, jumlah puyuh yang dimilikinya sudah ribuan.
“Dulu hobi saya pelihara ayam Kate. Dikarenakan pangsa pasarnya kurang bagus, beralih ke ternak puyuh sejak dua tahun yang lalu,” kata Dudih, saat ditemui wartawan di kandang puyuh, bersama istrinya, Sri Siswanti, Selasa (7/4/2020).
Dengan keterbatasan lahan di samping rumahnya, Dudih berhasil menernakan ribuan puyuh tersebut. Untuk pangsa pasar telur puyuh, para pembeli setiap sore hingga malam berdatangan ke kandang miliknya, karena burung puyuh bertelur pada sore hari hingga malam. Tidak perlu repot memasarkan telur tersebut, para konsumen dan pelanggan setia berdatangan ke kandang.
“Banyak pedagang makanan yang bahannya menggunakan telur puyuh datang ke kami. Dulu juga para tangkulak sering datang, tapi kini hanya untuk kebutuhan para pedagang,” ujarnya.
Belajar otodidak untuk berternak puyuh, Dudih dianggap berhasil oleh keluarga maupun lingkungan sekitar, yang akhirnya para pemuda karang taruna di wilayah Dudih pun kini mengikuti jejak Dudih berternak puyuh disetiap rumah.
Kampung Jeruk Nyelap kini mulai terkenal dengan kampung puyuh, karena para ibu juga mengolah telur puyuh tersebut menjadi telur asin. Bahkan banyak restoran yang memesan daging puyuh, baik ke Dudih maupun ke para pemuda karang taruna.
“Bisnis beternak puyuh bisa menjanjikan asal kita serius dan konsisten. Saya juga telah memberikan ilmu ke pemuda karang taruna agar mereka bisa menghasilkan uang tanpa harus bekerja di pabrik atau perusahaan,” terangnya.
Dudih sendiri berharap kandang puyuhnya bisa berkembang lagi dengan adanya bantuan modal dari pemerintah daerah. Diakuinya, untuk menyentuh bantuan akses permodalan belum bisa dirasakan di wilayah Kampung Jeruk Nyelap, padahal kata Dudih, pangsa pasar baik telur puyuh maupun dagingnya tidak terbatas.
“Saya baru dengar ada pinjaman tanpa anggunan, sosialisasinya belum sampai ke kami. Kalau benar ada dan Pemda bisa fasilitasi usaha kami, akan berkembang pastinya, karena bisnis ini sangat menjanjikan,”ungkapnya.**
Reporter: Firdaus | Editor: Hariyawan