Dosen ITB Ciptakan Nugget Besi

- Editor

Senin, 11 Maret 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BANDUNG.bipol.co –  Dosen Teknik Metalurgi Laboratorium Pirometalurgi, pada Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr Ing Zulfiadi Zulhan MT berhasil menciptakan nugget besi dari konsentrat pasir besi. Humas ITB dalam siaran persnya di Bandung, Senin (11/3/2019), menyatakan penelitian yang dilakukan sepenuhnya didanai oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) itu juga dibantu oleh sejumlah mahasiswa di Teknik Metalurgi.

Indonesia, urai Zulfiadi, dikenal sangat kaya akan sumber daya alam dan mineral salah satu di antaranya adalah sumber daya alam dari pasir besi. Pasir besi tersebut tersebar di beberapa daerah seperti di Pesisir Barat Sumatera, sepanjang Pantai Selatan Jawa, Maluku dan daerah lainnya.

Berdasarkan data Pusat Sumber Daya Geologi (PSDG), sumber daya besi yang tarkandung di dalam pasir besi Indonesia itu mencapai dua miliar ton (425 juta ton logam besi) dengan cadangan 173 juta ton (25 juta ton logam besi). Namun sayangnya, pemanfaatan tersebut belum maksimal karena berbagai kendala misalnya belum adanya teknologi pengolahan dan juga dampak lingkungan yang dihasilkan.

Pada tahun 2009, pemerintah telah mengeluarkan UU No. 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara. Kebijakan pemerintah tersebut berisi larangan ekspor produk mineral termasuk bijih/pasir besi dalam bentuk mentah dan diwajibkan untuk diolah di dalam negeri dalam rangka peningkatan nilai tambah mineral.

Karena ada aturan tersebut, perusahaan-perusahaan tambang diberi waktu untuk mengolah hasil tambang sendiri, katanya. “Pada 2013 diadakan seminar di Jakarta yang mendiskusikan kesiapan perusahaan mengenai hal tersebut. Ternyata ada masalah dalam hal pasir besi karena belum ada teknologi pengolahannya, saya kemudian membuat proposal penelitian dan diterima sebagai penelitian awal dalam karakterisasi pasir besi dan bagaimana mereduksinya,” lanjutnya.

Dr Zulfiadi menjelaskan, hingga saat ini, proses konsentrasi telah dilakukan untuk meningkatkan kadar besi hingga lebih besar dari 50 persen dan titanium sekitar delapan persen. Dia mengatakan konsentrat ini belum digunakan sebagai bahan baku untuk mengekstrak logam besi maupun titanium baik logam maupun oksida.

Penelitian selesai dilakukan pada 2015 dalam skala lab di Laboratorium Pirometalurgi FTTM ITB untuk memisahkan besi dari konsentrat pasir besi sehingga kadar titatium dalam terak dapat meningkat. Menurut Dr Zulfiadi, dari hasil penelitian tersebut manfaat yang bisa dihasilkan ialah kemampuan perusahaan dalam mengolah barang tambang yang ada di Indonesia, karena sejauh ini belum ada teknologi pengolahannya.

“Jika dilanjutkan, ekonomi di daerah akan berkembang, pendapatan daerah meningkat, efeknya banyak,” ujarnya. Namun hitungan keekonomian proyek ini masih perlu dikaji terutama jika kandungan titanium dalam pasir besi tersebut dapat diekstraksi. (ant)

Berita Terkait

Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua
Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan
Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!
Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik
Menguak Keanekaragaman Hayati Langka di Sumedang
Zuckerberg Ungkap 2030 Dunia Berubah Total, Kacamata Pintar Diprediksi Gantikan Fungsi HP
Sierra Oktriasa dan Alden Hugo jadi Mojang Jajaka Pinilih Kota Cimahi 2024
Ini 5 Kebiasaan Orang Sukses Menurut Pengakuan Grace Tahir
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 16 November 2024 - 17:19 WIB

Bersama Syikhuna Pajada, Ribuan Jamaah Do’akan Kang DS Jadi Bupati Bandung Periode Kedua

Minggu, 10 November 2024 - 17:25 WIB

Implementasi Kepahlawanan: Runtuhkan Kultur dan Struktur Kemiskinan dan Kebodohan

Senin, 4 November 2024 - 09:18 WIB

Hati-hati Jika Ada Missed Call yang tidak Dikenal, Jangan Telepon Balik!

Minggu, 3 November 2024 - 11:43 WIB

Memperburuk Krisis Sampah Beracun, Al Generatif Bisa Hasilkan 5 Juta Ton Limbah Elekronik

Senin, 28 Oktober 2024 - 14:24 WIB

Menguak Keanekaragaman Hayati Langka di Sumedang

Berita Terbaru

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid Konferensi Pers di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024).

NASIONAL

Meutya Hafid Minta Platform Digital Perangi Judi Online

Sabtu, 16 Nov 2024 - 14:54 WIB