“Pergerakan nilai tukar rupiah yang bergerak stabil dan menguat itu menunjukkan confident yang terus membaik di pasar,” katanya dalam jumpa pers daring di Jakarta, Jumat (17/4).
Menurut dia, setidaknya ada empat faktor yang mendorong pelaku pasar percaya terhadap Indonesia.
Ia menyebut kepercayaan pelaku pasar dalam dan luar negeri itu tumbuh karena Bank Indonesia selalu hadir di pasar dan menempuh langkah stabilisasi nilai tukar jika rupiah tertekan, menjadi faktor pertama rupiah stabil.
Kedua, mekanisme pasar yang berlangsung baik, lanjut dia, juga sedikit mengurangi kerja bank sentral ini dalam melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah.
Nilai tukar rupiah yang terus menguat, kata dia, juga dipengaruhi mulai mengalirnya modal asing masuk Indonesia khususnya dalam pembelian Surat Berharga Negara (SBN), sebagai faktor ketiga.
Fakto keempat, kata dia, karena langkah pemerintah Indonesia dalam penanganan COVID-19 melalui stimulus fiskal dan moneter.
“Confident itu juga melihat langkah pencegahan COVID-19 termasuk mitigasi Indonesia dan berbagai negara, seperti stimulus fiskal, moneter dan relaksasi dari sisi sektor keuangan yang ditempuh,” katanya.
Dengan semakin menguatnya nilai tukar rupiah ini, Perry yakin rupiah akan semakin stabil dan menguat hingga mengarah 15.000 per dolar AS hingga akhir tahun 2020. (net)