JAKARTA, bipol.co — Presiden Joko Widodo memahami keputusan pengunduran diri CEO Ruangguru, Adhamas Belva Devara, dan CEO PT. Amartha Mikro Fintek, Andi Taufan Garuda Putra, sebagai staf khusus presiden dari kalangan muda alias milenial.
“Saya memahami kenapa mereka mundur, saudara Belva Devara dan saudara Andi Taufan. Mereka anak-anak muda brilian, yang cerdas dan memiliki reputasi serta prestasi yang sangat baik,” kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat.
Belva Devara mengajukan surat pengunduran diri kepada dia pada 15 April 2020 melalui surat dan menyampaikan langsung ke padanya pada 17 April 2020, namun baru mengumumkannya pada 21 April 2020.
Sedangkan Andi Taufan juga mengajukan pengunduran diri melalui surat pada 17 April 2020 dan mengumumkan ke publik pada 24 April 2020. Pengunduran kedua orang itu merupakan pengunduran diri secara terbuka dan segera staf-staf pada lingkar kekuasaan presiden dalam beberapa waktu terakhir ini.
“Sebetulnya saya ingin mereka tahu mengenai pemerintahan, mengenai kebijakan publik,” kata Jokowi.
Belva Devara dan Andi Taufan adalah bagian dari tujuh staf khusus baru dari kalangan muda yang ditunjuk pada 21 November 2019.
“Mereka telah banyak membantu saya bersama-sama dengan staf khusus lainnya dalam membuat inovasi di berbagai sistem pelayanan publik sehingga lebih cepat dan efektif,” katanya.
Jokowi juga berharap keduanya dapat sukses di bidang masing-masing.
“Saya meyakini, insha Allah, mereka akan sukses di bidang masing-masing. Belva di bidang pendidikan dan Andi Taufan di bidang ‘fintech’ keuangan mikro dan usaha kecil,” katanya.
Tersisa lima orang staf khusus lain dari kalangan muda, yaitu Putri Indahsari Tanjung (CEO dan founder Creativepreneur); Ayu Kartika Dewi (pendiri Gerakan Sabang Merauke); Gracia Billy Mambrasar (CEO Kitong Bisa), Angkie Yudistia (pendiri Thisable Enterprise), serta Aminuddin Maruf (santri yang juga mantan ketua umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia).
Belva ramai disorot publik karena Ruangguru melalui programnya Skill Academy menjadi penyedia pelatihan “online” untuk Program Kartu Pra Kerja.
Program Kartu Pra Kerja adalah program pemerintah senilai total Rp20 triliun yang menyedikan pelatihan “online” dan tatap muka. Belva melalui akun Twitter miliknya mengatakan ia tidak terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut dan tidak tahu menahu soal keikutsertaan Ruangguru dalam program kartu Prakerja.
Sedangkan Andi Tafuan dikritik tajam karena mengirimkan surat kepada seluruh camat di Indonesia. Surat bernomor 003/S-SKP-ATGP/IV/2020 tertanggal 1 April 2020 dengan kop garuda pancasila yang dilengkapi tulisan “Sekretariat Kabinet Republik Indonesia” yang ditujukan kepada para camat di seluruh wilayah Indonesia perihal Kerja Sama sebagai Relawan Desa Lawan Covid-19.
Dalam surat itu disebutkan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menginisiasi program Relawan Desa Lawan Covid-19 sudah melakukan kerja sama dengan PT. Amartha Mikro Fintek (Amartha) dalam menjalankan program tersebut di area Jawa, Sulawesi, dan Sumatera. Andi Taufan adalah pendiri sekaligus CEO Amartha hingga saat ini.
Andi Taufan lalu memohon maaf dan menarik surat itu pada 14 April 2020.* ant.
Editor: Hariyawan